Firman yang Berbuah dalam Ketekunan
Kakak-kakak pembina dan adik-adik remaja yang dikasihi Tuhan Yesus,
Sejauh apakah komitmen kita dalam mengikut Kristus? Hal itu diukur dari respons kita terhadap firman-Nya. Sangat penting bagi kita untuk menjawab pertanyaan tersebut dalam keterbukaan dan kejujuran di hadapan Tuhan. Hal ini karena kita dapat menipu diri kita sendiri dan merasa bahwa semua baik-baik saja dalam hidup kita sebagai orang Kristen. Kita bahkan dapat larut dalam menilai dan menghakimi orang lain sampai-sampai kita lupa untuk menilai dan menguji diri kita sendiri dengan ukuran yang benar, yakni ukuran firman Tuhan.
Tuhan Yesus dalam pengajaran-Nya kepada banyak orang yang datang kepada-Nya, menunjukkan tipe-tipe orang dalam menanggapi firman Tuhan. Sesungguhnya, apa yang membedakan setiap orang adalah respons yang diberikan kepada firman Tuhan. Perumpamaan penabur yang keluar untuk menaburkan benihnya menunjuk pada firman tentang Kerajaan Allah yang disampaikan kepada semua orang. Tak semua benih jatuh di tanah yang baik. Sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. Gambaran ini menunjuk pada orang-orang yang tidak menerima firman dan tidak memiliki pengertian terhadap firman. Tuhan Yesus kemudian menjelaskannya sebagai orang yang telah mendengar firman kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Tujuan Iblis sejak awal adalah membuat orang tidak menerima firman dengan benar dan menaruh dusta di hati orang. Inilah yang membuat orang jauh dari iman yang menyelamatkan itu.
Sebagian benih jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. Tidak adanya tanah dan air yang cukup membuat benih tidak bertumbuh. Tuhan Yesus menjelaskannya sebagai orang yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Orang-orang dalam kelompok ini bergembira terhadap firman, namun menolak untuk membayar harga dari mengikut Yesus. Jelaslah bahwa ketika seseorang mengikut Yesus, ia harus siap dengan segala konsekuensinya, termasuk tantangan dan pencobaan dalam hidup serta dibenci oleh dunia oleh karena nama-Nya.
Sebagian benih jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. Gambaran semak duri yang menghimpit benih yang bertumbuh itu adalah orang yang telah mendengar firman dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Tema kekayaan yang merampas perhatian orang dari keselamatan adalah salah satu tema yang ditekankan Lukas di sepanjang Injil yang ditulisnya. Inilah yang membedakan benih yang jatuh di tanah yang baik, di mana setelah bertumbuh ia berbuah seratus kali lipat. Tuhan Yesus mengatakan bahwa benih di tanah yang baik adalah orang yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan. Tuhan Yesus menekankan hal ini kepada setiap orang yang mau mengikuti-Nya, yakni menghasilkan buah yang baik sebab murid-murid-Nya merupakan gambaran pohon yang baik (lih. Lukas 6:43-44). Tuhan Yesus sendiri memperingatkan dengan keras tentang pohon yang tidak menghasilkan buah yang pada akhirnya dipotong dan dilemparkan ke dalam api (lih. Lukas 13:6-9).
Para murid pada dasarnya menerima karunia Allah untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, di mana tidak semua orang menerimanya. Orang-orang yang tidak menerima adalah mereka yang sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar mereka tidak mengerti. Orang-orang ini mengeraskan hatinya untuk datang pada Yesus sebagai inti dari berita datangnya Kerajaan Allah itu. Mereka dapat menunjuk pada pemimpin-pemimpin agama, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang merasa mengerti firman, namun tidak sampai pada iman di dalam Yesus Kristus sebagai puncak dan pemenuhan dari hukum Taurat itu sendiri. Orang-orang yang lebih memilih kekayaannya dibanding mengikut Yesus dan menderita demi nama-Nya, masuk dalam kategori ini.
Kakak-kakak pembina dan adik-adik remaja yang dikasihi Tuhan Yesus,
Baiklah setiap kita menilai dan menguji diri kita sendiri dengan cermin firman Tuhan, bukan dengan membandingkan diri kita dengan orang lain, yang dapat saja membuat kita merasa lebih benar dan menilai orang lain lebih salah dan lebih berdosa. Apakah firman Tuhan menjadi yang terutama dalam hidup kita? Saat memulai hari, adakah firman Tuhan yang kita cari terlebih dahulu ataukah justru sesuatu yang lain, misalnya gadget kita? Dalam menjalani sampai menutup hari, adakah kita melakukan firman Tuhan dalam praktik nyata? Semua ini adalah pengukur apakah tanah hati kita adalah tanah hati yang baik atau tidak. Ketekunan mendengar, merenungkan, dan melakukan firman Tuhan adalah ukuran dari tanah hati yang baik itu. Sebab bisa jadi, bahkan dalam ibadah remaja atau ibadah di rumah gereja, kita sibuk dengan banyak hal lain, termasuk bermain game dan berselancar di media sosial kita. Tidak heran bila Iblis mencuri firman dari hati dan pikiran kita, menaruh dusta, kekuatiran, dan kenikmatan hidup memenuhi diri kita, sehingga kita tidak mau hidup bagi Yesus dan mengikut Dia setiap hari. Bagaimanakah tanah hati kita? Amin.