Bina Remaja GMIM
Beranda Artikel Tentang Kontak
Bina Remaja GMIM, 17-23 Agustus 2025, - Bina Remaja GMIM

Bina Remaja GMIM, 17-23 Agustus 2025,

Yohanes 8:30-36

Kebenaran Yang Memerdekakan

Kebenaran Yang Memerdekakan

Coba tanyakan ke dirimu, “Apakah saya sudah merdeka?” Banyak diantara kita memahami merdeka berarti bebas dari belenggu; berhak menentukan sikap untuk hidup menurut keinginan sendiri. Mengerti sebatas ini, membuat banyak orang kebablasan. Hidup sembarangan tanpa mengikuti nilai dan aturan. Perkataan Tuhan Yesus dalam Injil Yohanes 8:30-36, membetulkan padangan kita soal merdeka yang benar, yakni bukan semata-mata bebas tetapi selamat. Jadi, tanyakan lagi ke dirimu, “Apakah saya selamat?”

Orang-orang Yahudi pada waktu itu, protes. “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun.” (ay.33). Lalu Tuhan Yesus menjawab mereka, “setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa” (ay.34). Artinya siapapun yang tidak mau taat pada Tuhan, sudah dikuasai oleh dosa. Orang yang melakukan kejahatan adalah budak iblis, si jahat. Jawaban Tuhan Yesus kepada orang Yahudi mempertegas bahwa latar belakang keluarga, atau apapun yang lain (kepintaran, popularitas, kemolekan fisik, kekayaan dan lainnya) tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya Tuhan yang bisa membebaskan dan memerdekakan. Jadi, hanya dengan taat pada Tuhan, manusia bisa terlepas dari kutuk dosa dan hidup dalam kebenaran.

Tuhan Yesus berkata “jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu adalah benar benar murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (ay.31-32). Kata memerdekakan (yun. eleutheroo) berarti terbebas dari kuasa dosa. Kita sudah dibebaskan dari belenggu dosa yang mendatangkan kebinasaan dan diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Selanjutnya, kita harus tetap hidup sesuai firman Tuhan. Tanpa ketaatan itu, kita menyia- nyiakan anugerah selamat yang Tuhan Yesus berikan.

Hal ini tentu saja bertentangan dengan apa yang diinginkan iblis. Iblis meyakinkan bahwa “kamu merdeka jika tidak diatur-atur”. Sebab itu ada banyak remaja menolak untuk taat pada aturan, suka memberontak dan protes jika dididik. Tindakan seperti ini justru menjerumuskan dalam dosa. Hidup bebas yang berujung pada kegagalan. Banyak remaja menjadi budak dosa. Terjebak narkoba, pergaulan bebas, pornografi, egoisme, merendahkan orang lain, matrealisme, bergaya hidup hedonis serta banyak kejahatan lainnya. Ini bukan kebebasan, melainkan belenggu dosa yang menghancurkan masa depan.

Bagaimana supaya bisa terbebas dari semua itu? Sesungguhnya, tidak ada manusia yang dapat berhenti melakukan dosa tanpa hidup dalam kebenaran. Siapa kebenaran itu? Tuhan Yesus berkata, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6). Jelas sekali bagi kita, tidak ada keselamatan di luar Yesus Kristus. Beruntungnya kita, Tuhan Yesus begitu mengasihi kita sehingga Tuhan tidak hanya menyelamatkan, tetapi juga menolong kita agar dapat selalu hidup dalam kebenaran.

Sebagai orang yang dimerdekakan Tuhan, kita diberi identitas baru. Kata Tuhan Yesus, “Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, tetapi Aku menyebut kamu sahabat..” (Yoh 15:15). Sebutan sahabat, mengingatkan kita bahwa Tuhan dekat dengan kita. Dia mengerti dan selalu menopang kita di keadaan apapun. Bahkan dalam keadaan hidup paling sulit sekalipun, Tuhan selalu ada bagi kita untuk menolong. Kita tidak pernah dibiarkan berjalan sendirian.

Sebagai orang yang telah diselamatkan, lakukanlah hal-hal ini supaya kita tidak jatuh dalam dosa:

  1. Percaya pada Tuhan dengan segenap hati
  2. Tekun mencari kehendak Tuhan dalam firman-Nya dan lakukan itu dengan setia
  3. Uji segala sesuatu dengan firman Tuhan. Abaikan jika itu bertentangan dengan kehendak-Nya.
  4. Jaga kekudusan hidup. Ingat pesan Tuhan, pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Jangan sesat!
  5. Ketahuilah, ketaatan kita pada Tuhan Yesus akan menghasilkan perbuatan baik yang menjadi berkat bagi bangsa dan negara. Hal baik dan benar yang kita kerjakan setiap hari adalah cara kita mengambil bagian dalam membangun Bangsa Indonesia yang kita cintai. Sebab itu, setiap hari, perhatikan langkah kita. Apakah kita hidup dalam Tuhan atau dalam dosa. Amin.