Peroleh dan Peliharalah Hikmat
Manakah yang lebih penting, hikmat atau ketaatan?
Ketahuilah hal ini, hikmat tanpa ketaatan mendatangkan celaka, sedangkan ketaatan tanpa hikmat bisa menjadi kebodohan. Jadi, manakah yang penting? keduanya! Hikmat dan ketaatan adalah satu paket, tidak bisa dipisahkan. Setiap anak Tuhan membutuhkan hikmat dari Tuhan dan wajib hidup dalam ketaatan kepada-Nya.
Hikmat (Ibr. chokmah) artinya kebijaksanaan, ketrampilan, ketajaman. Hikmat lebih dari pengetahuan atau kecerdasan intelektual. Hikmat adalah kemampuan untuk terampil dan bijak menjalani hidup. Bukan sekadar pintar, melainkan mampu melakukan apa yang benar. Memiliki nilai akademik tinggi tanpa karakter baik adalah sia-sia. Cerdas tanpa perbuatan benar sesungguhnya kebodohan.
Dari mana hikmat ini bermula? Amsal 9:10 menyatakan, "permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan dan mengenal yang Mahakudus adalah pengertian" (bdk.Maz 111:10, Ayub 28:28). Hikmat menuntun orang pada ketaatan, sebab itu Firman Tuhan mendorong orang percaya agar memperoleh dan memeliharanya.
Perolehlah (4:7) berasal dari kata Ibr. qanah (membeli, menebus). Kata perolehlah bermakna harus ada upaya untuk mendapatkan, sebab hikmat tidak diwariskan secara genetik melainkan dicari, diusahakan dan dijaga. Dengan kata lain, hikmat harus diminta pada Tuhan Sang Sumber Hikmat melalui doa, merenungkan firman, belajar dari pengalaman hidup, bersedia menerima didikan, serta mau dikoreksi agar dapat menjalani hidup dalam takut akan Tuhan. Ini berlangsung mulai dari dalam rumah hingga pergaulan di luar rumah. Hikmat tumbuh dalam semua proses taat pada Tuhan di setiap ruang hidup (keluarga, sekolah, gereja, pergaulan sosial, dll). Hikmat yang diperoleh dari Tuhan harus dipelihara dalam ketaatan melakukan setiap perintah-Nya.
Memperoleh dan memelihara hikmat tidak berlangsung dalam sehari melainkan berproses sepanjang hidup. Seorang remaja kristen harus terus berproses dalam semua keadaan untuk menjadi orang yang dewasa secara rohani. Apa yang harus dilakukan?
- Minta hikmat pada Tuhan melalui doa, tekun merenungkan firman Tuhan dan melakukan kehendak-Nya
- Hidup rendah hati. Terbuka pada nasihat dan didikan
- Belajar dari setiap pengalaman, baik pribadi maupun pengalaman orang lain
- Jauhkan diri dari pergaulan yang merusak/pertemanan yang menjauhkan diri dari Tuhan
- Bertumbuhlah di komunitas yang mendorong untuk berkembang dan hidup benar.
Apa untungnya jika memperoleh dan memelihara hikmat? Hikmat membuat seseorang bermartabat dan memiliki hidup yang berharga. Amsal 4:8-9 memberi pernyataan, "Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya. Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu."
Hikmat menuntun orang mengalami kemajuan dalam hidup, bukan sekadar flexing (pamer kemewahan) tetapi bertumbuh dewasa menjadi kuat dan berhasil. Hikmat tidak tumbuh dalam riuhnya tepuk tangan dan pujian orang. Sebaliknya, hikmat tumbuh dalam kesetiaan melakukan kehendak Tuhan meski tidak ada orang yang melihat, tidak dipuji bahkan dalam keadaan sulit. Sebab sesungguhnya orang berhikmat tidak mengejar followers dan popularitas, melainkan karakter hidup benar dan mendapat perkenanan Tuhan. Mendapatkan perkenanan Tuhan adalah hal terpenting dalam hidup orang percaya, sebab Tuhan menjadi perisai yang menjaga dan memberkatinya. Mazmur 5:13, demikian firman Tuhan, "Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya Tuhan; Engkau memagari dia dalam perkenanan-Mu seperti perisai." Amin.