Bina Remaja GMIM
MENU
Bina Remaja GMIM, 23-29 November 2025, - Bina Remaja GMIM

Bina Remaja GMIM, 23-29 November 2025,

Amsal 31:10-31

Istri Yang Takut Akan Tuhan

Istri Yang Takut Akan Tuhan

Syalom, damai di hati

Apa kabar remaja GMIM?

Siap berakar, bertumbuh, berbuah bagi Kristus

Yes, yes, yes saya diberkati.

Kakak-kakak pembina dan adik-adik remaja, siapa di antara kita yang bersyukur karena memiliki Mama, Oma yang takut akan Tuhan, tentunya semua kita sangat bersyukur ketika mereka menjadi bagian dari keluarga kita. Apalagi ketika perhatian, kasih sayang, kecakapan, perilaku mereka dan karakter menunjukkan seorang perempuan yang begitu berharga di mata Tuhan.

Hari ini kita diantar dengan tema perenungan "Istri yang takut akan Tuhan".

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang diberkati Tuhan, kita tahu bersama bahwa Kitab Amsal adalah bagian dari kitab hikmat, dimana tujuan utama kitab amsal ini adalah memberi hikmat supaya umat Tuhan hidup benar, rajin, takut akan Tuhan dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Ada salah satu ayat dalam kitab amsal yang menjadi sebuah kata kunci yakni dalam Amsal 1:7 berkata "Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan."

Dalam pasal 31 yang kita baca saat ini adalah salah satu bukti nyata bagaimana hikmat Tuhan yang diberikan kepada seorang istri yang cakap, yang digambarkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tentu dari kita ada yang berpikir kenapa hanya membahas kisah tentang seorang istri atau perempuan, jangan berkecil hati untuk kakak-kakak pembina dan adik-adik remaja laki-laki remaja walaupun ditulis tentang perempuan, tetapi pesan firman ini berlaku juga untuk kita semua, baik laki-laki maupun perempuan, untuk hidup berharga bukan karena penampilan luar, tapi hidup berharga karena karakter, tanggung jawab, kasih, dan takut akan Tuhan.

Adik-adik dan kakak-kakak pembina kalau kita disuruh memilih, lebih bangga mana, punya 10 ribu followers di Instagram atau punya hati yang baik dan disukai semua orang? Sekarang banyak orang mengukur harga dirinya dari penampilan, barang mahal, atau jumlah followers. Sama seperti HP baru, kalau jatuh nilainya langsung turun. Tapi dalam firman Tuhan mengajarkan bahwa nilai sejati bukan di luar, melainkan dalam hati - karakter yang takut akan Tuhan. Itulah yang membuat kita lebih berharga daripada permata.

Kakak-kakak pembina dan adik-adik remaja yang diberkati Tuhan, siapa yang mau menjadi berharga di mata Tuhan? Tentu semua pasti mau menjadi berharga. Ayat 10-12 dalam bacaan kita mengajarkan tentang nilai sejati bukan dari sebuah penampilan, kalau dunia melihat penampilan dan popularitas, tetapi Tuhan selalu melihat hati dan karakter, sebuah kecantikan, kegantengan tidak akan menjamin kita itu hidup benar di mata Tuhan. Tetapi nilai kita akan lebih tinggi dari permata kalau kita hidup setia dan jujur di hadapan Tuhan.

Seperti ilustrasi berikut ada remaja yang populer di sekolah karena penampilannya keren. Banyak orang kagum, tapi kalau sikapnya sombong, malas, dan tidak peduli orang lain, apakah itu membuat dia benar-benar berharga? Menurut adik-adik bagaimana? Tentu tidak. Sebaliknya, ada remaja yang sederhana, tidak terkenal, tapi selalu mau menolong teman, perilakunya baik, tidak sombong, karakter inilah yang dipandang Tuhan berharga.

Selanjutnya dalam ayat 13-19 firman Tuhan mengajarkan kita untuk rajin dan bertanggung jawab. Pengamsal mengatakan perempuan cakap digambarkan rajin dan tidak malas. Sebagai Remaja GMIM kita dipanggil untuk rajin belajar dan jujur di sekolah, rajin membantu orang tua di rumah tidak hanya bagi remaja perempuan tetapi juga remaja laki-laki. Selain kita rajin di rumah dan di sekolah, kita juga harus rajin dalam pelayanan baik dalam ibadah maupun kegiatan pelayanan lainnya.

Jangan sampai kita kalau di rumah saat disuruh belajar atau membantu di rumah selalu mengeluh dan malah sering memberikan sahutan kepada orang tua "nanti jo kwa, sebentar jo kwa, atau alasan lain yang membuat kita tidak mengerjakan yang disuruh mama dan papa kita. Tapi yang Tuhan mau adalah walaupun mungkin kita sudah lelah habis sekolah, tetap mau bantu orang tua, belajar, dan tidak melupakan pelayanan remaja.

Firman Tuhan katakan lewat kitab amsal ini bahwa, orang yang rajin lebih berharga daripada permata. Selain menjadi orang yang rajin dan bertanggung jawab kita juga harus peduli kepada orang lain dalam ayat 20 "Ia membuka tangannya bagi yang miskin."

Sebagai Remaja yang berhikmat bukan hanya memikirkan diri sendiri, tapi harus peduli pada teman. Banyak contoh sekarang ini terjadi pembullian di kalangan remaja, yang sebenarnya hal ini tidak akan terjadi kalau kita semua sadar bahwa kita ini diciptakan Tuhan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi selayaknya kita untuk saling peduli dengan menghargai kekurangan dan kelebihan kita, dan jika didapati ada teman kita yang butuh pertolongan, mari kita mau membantu.

Tuhan memberikan hikmat kepada kita tentang pengetahuan yang baik, pengetahuan yang mau peduli akan sesama, pengetahuan untuk rajin dan bertanggung jawab, pengetahuan dimana karakter yang baik lebih penting daripada penampilan, semuanya ini bisa kita tunjukkan sebagai remaja GMIM jika kita menjadi seorang pribadi yang takut akan Tuhan, sebagaimana Amsal 1:7 katakan Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.

"Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi orang yang takut akan Tuhan dipuji-puji." Popularitas bisa hilang, kecantikan akan pudar, tapi hidup yang takut akan Tuhan akan kekal.

Sebagai Remaja GMIM ketika kita takut akan Tuhan maka, kita mau rajin berdoa, baca firman, melayani, dan hidup sesuai kehendak Tuhan akan selalu dihargai, baik oleh manusia maupun oleh Allah.

Oleh karenanya marilah kita sebagai remaja GMIM, dari Amsal 31:10-31 ini kita bangun karakter, bukan sekadar penampilan. Jangan ukur harga diri dari likes atau views sebagaimana lagi tren sekarang ini, orang berlomba-lomba mencari follower yang banyak tapi karakter kita tidaklah menunjukkan remaja berkarakter Kristus.

Selama Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita lewat berkat yang diberikan kepada mama dan papa kita untuk kita menempuh pendidikan formal, maka rajin-rajinlah kita untuk belajar sungguh-sungguh, dan hormatilah orang tuamu dan bantulah mereka jangan malas, mari berkaca kepada semut sebagaimana dalam Amsal 6:6-8 yang selalu rajin dan proaktif dan tidak pernah malas.

Amsal 31 mengingatkan bahwa Tuhan tidak menilai kita dari penampilan luar, tetapi dari hati yang takut akan Tuhan, karena kita berharga di mata Tuhan.

Amin.