Renungan Lansia GMIM
MENU
Renungan Lansia GMIM, 12-18 Oktober 2025 - Renungan Lansia GMIM

Renungan Lansia GMIM, 12-18 Oktober 2025

Lukas 8:4-15

Firman yang Berbuah dalam Ketekunan

Firman yang Berbuah dalam Ketekunan

Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Hidup Lanjut Usia bagaikan pohon yang sudah lama ditanam. Pohon itu pernah mengalami musim panas, hujan deras, bahkan badai. Tetapi justru karena ketekunannya bertahan, pohon itu akhirnya berbuah manis. Demikian pula dengan hidup LANSIA. Sebagai orang percaya, kita sudah melewati banyak tahun. Ada masa senang, ada masa susah, ada masa sehat, ada masa sakit. Namun firman Tuhan berkata: hanya mereka yang tekun memelihara Firman yang akan berbuah sampai akhir hidupnya.

Tema ibadah kita saat ini adalah "Firman yang Berbuah dalam Ketekunan". Tema ini diangkat berdasarkan bacaan Alkitab Lukas 8:4-15 yang mengisahkan tentang perumpamaan seorang penabur. Kisah ini diceriterakan Yesus Kristus kepada orang banyak yang datang menjumpai-Nya. Dalam ayat 5-8, dikisahkan bahwa benih yang ditabur, sebagian jatuh di pinggir jalan dan dimakan burung. Sebagian jatuh di atas batu, hanya bertumbuh sebentar kemudian layu karena tidak berakar. Sebagian jatuh di tengah semak duri, terhimpit dan tidak berbuah. Sebagian jatuh di tanah yang baik, tumbuh subur dan menghasilkan buah seratus kali lipat. Selanjutnya dalam ayat 9-10 diceritakan bahwa murid-murid bertanya arti perumpamaan itu, dan Yesus menjawab: Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.

Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Karunia dari Tuhan Allah menunjuk inisiatif dari Tuhan Allah sendiri, bukan hasil usaha manusia. Kerajaan Allah menunjuk pada karya Allah yang dinamis, aktif yang dinyatakan dalam Yesus Kristus. Pemahaman akan Kerajaan Allah bukanlah milik semua orang, tetapi merupakan anugerah bagi mereka yang sungguh mau menjadi murid Yesus Kristus dan membuka hati pada firman-Nya. Jadi, bagi para murid, rahasia Kerajaan Allah diungkapkan, sementara bagi orang banyak, disampaikan melalui perumpamaan agar yang memandang tidak melihat, yang mendengar tidak mengerti. Dengan mengutip Yesaya 6:10 yang menekankan banyak orang mendengar tetapi tetap tidak mendengar, penulis Injil Lukas bermaksud menunjukkan betapa kerasnya hati manusia yang menolak kebenaran. Yesus Kristus menyampaikan perumpamaan dengan maksud mengungkapkan kebenaran bagi yang terbuka hatinya, tetapi menutupi bagi yang menolak.

Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Selanjutnya ayat 11-15, Yesus Kristus menjelaskan arti perumpamaan itu. Benih ialah firman Allah. Firman memiliki kuasa memberi hidup, seperti benih yang kecil tetapi berpotensi besar. Benih yang jatuh di pinggir jalan menunjuk pada orang yang mendengar tetapi iblis segera mengambil Firman dari hati mereka, sehingga tidak beriman dan tidak diselamatkan. Benih yang jatuh di atas tanah berbatuan menunjuk pada mereka yang mendengar Firman, menerima dengan sukacita, tetapi tidak berakar. Saat pencobaan datang, mereka murtad. Gambaran iman yang dangkal, tidak memiliki dasar yang kuat. Benih yang jatuh di tengah semak duri menunjuk pada mereka yang mendengar, tetapi terhimpit oleh kekuatiran hidup, kekayaan, dan kenikmatan dunia, sehingga tidak menghasilkan buah matang. Benih yang jatuh di tanah yang baik menunjuk pada mereka yang mendengar Firman, menyimpannya dalam hati yang baik dan berbuah dalam ketekunan. Suatu gambaran hati yang terbuka, taat dan setia sehingga menghasilkan buah.

Pembacaan Alkitab minggu ini mengajarkan kepada kita bahwa sesungguhnya Firman Allah adalah sumber hidup, seperti benih yang kecil tetapi memberi hasil besar. Firman itu berakar, bertumbuh dan menghasilkan buah yang nyata. Buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. (Galatia 5:22-23)

Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Selanjutnya, respons hati manusia menentukan hasil Firman, bukan Firman yang kurang kuasa tetapi kondisi hati yang berbeda. Kemudian, ketekunan adalah kunci. Iman sejati dibuktikan dengan kesetiaan jangka panjang, bukan semangat sesaat. Dengan ketekunan, hidup kita pasti berbuah bagi kemuliaan Tuhan Allah.

Setiap firman adalah kekuatan baru. Banyak pengalaman hidup menjadi bukti bahwa Firman Tuhan itu benar. Jangan jadi tanah keras, jangan jadi tanah dangkal, jangan jadi tanah berduri melainkan jadilah tanah yang baik. Simpan firman dalam ketekunan, sehingga hidup kita berbuah bagi kemuliaan Tuhan Allah. Amin.