Kebenaran Yang Memerdekakan
Bapak, Ibu, Oma, Opa yang terkasih dalam Tuhan Yesus,
Di zaman sekarang, kata kebebasan sering dipakai dan diperjuangkan seperti kebebasan berpendapat, kebebasan ekonomi, kebebasan dari penindasan. Tapi Alkitab berbicara tentang kebebasan yang lebih dalam dan lebih penting yaitu, kebebasan dari kuasa dosa. Dan itulah yang Yesus Kristus ajarkan dalam Yohanes 8:30-36. Mari kita lihat bersama-sama bagaimana Ia menuntun pendengarnya, termasuk kita hari ini, untuk mengerti apa arti menjadi murid-Nya yang sejati dan mengalami kebebasan sejati.
Sebagai LANSIA, mungkin tidak semua hal dapat kita dilakukan seperti dulu ketika masih muda. Tubuh boleh menua, tenaga boleh berkurang, tapi ingatlah, kasih Tuhan Allah kepada kita tidak pemah pudar. Walaupun sudah LANSIA, Yesus Kristus ingin agar kita hidup dalam kemerdekaan sejati dengan menjadi murid-Nya yang sejati. Yesus Kristus berbicara kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya. Dia berkata: "Jika kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku." Syarat menjadi murid sejati adalah tinggal dalam firman. Kata tetap atau tinggal (Yunani. meno) artinya bertekun, berakar, hidup dalam firman-Nya. Bukan sekadar dengar firman, tetapi taat dan hidup darinya setiap hari. Seperti pohon yang terus hidup karena akarnya tinggal di tanah yang subur, demikian juga hidup beriman dari murid yang sejati yaitu, hidup dari firman setiap hari.
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Artinya, percaya saja tidak cukup. Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam firman-Nya setiap hari. Banyak orang mengaku percaya, tetapi belum mengalami kemerdekaan yang sejati, sebab mungkin ada di antara kita yang terbelenggu dengan luka masa lalu, kekecewaan, rasa bersalah atau ketakutan akan masa depan. Semua itu bisa menjadi belenggu rohani. Yesus Kristus rindu agar kita hidup merdeka di dalam Dia. Yesus Kristus berkata, "Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Kebenaran yang dimaksud bukan sekadar pengetahuan, tapi kebenaran yang hidup dalam pribadi Yesus Kristus. Dialah yang memerdekakan kita dari rasa takut akan kematian, rasa bersalah atas dosa masa lampau dan dari perbudakan kebiasaan buruk atau pikiran negatif. Kebenaran di sini adalah teladan Yesus Kristus, karena Dia berkata dalam Yoh. 14:6, "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup." Kebenaran ini memerdekakan kita dari kebodohan rohani, perbudakan dosa dan kebohongan dunia.
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Orang Yahudi merasa mereka sudah bebas karena sebagai keturunan Abraham. Tapi Yesus Kristus menjelaskan, siapa yang hidup dalam dosa adalah hamba dosa. Yesus Kristus menekankan, hanya Anak (Yesus Kristus) yang mampu memerdekakan kita secara rohani. Kemerdekaan sejati tidak tergantung dari usia, kekayaan atau keadaan fisik. Tetapi berasal dari hubungan yang intim kita dengan Yesus Kristus. Kalau kita tinggal di dalam Dia, membaca firman-Nya, berdoa dan berserah setiap hari, maka hati kita akan penuh damai. Dan ketika waktunya tiba, kita bisa pulang ke rumah Bapa dengan hati yang tenang, karena kita telah dimerdekakan oleh kasih dan pengampunan-Nya.
Tidak semua iman itu sejati. Ada iman yang hanya lahir dari emosi atau kekaguman sesaat. Apakah kita percaya kepada Yesus Kristus hanya karena kagum akan mujizat-Nya atau karena kita sungguh-sungguh mengenal dan mengikut Dia? Yesus Kristus mengatakan, "Setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa." Pernyataan ini adalah kebenaran keras namun penting yaitu, dosa memperbudak manusia. Dosa mengikat, mengendalikan perilaku manusia dan membawa maut. Kita tidak bisa membebaskan diri kita sendiri dari dosa. Kita butuh Juruselamat. Roma 6:23. "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." Yesus Kristus, Anak Allah, punya otoritas ilahi untuk membebaskan kita dari dosa dan maut secara total. Kebebasan sejati adalah hidup sebagai anak-anak Allah, bukan lagi hamba dosa. Yesus Kristus berkata, "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah." (Yohanes 1:12-13.) Marilah kita bertanya kepada diri kita masing-masing. Apakah saya sungguh murid Yesus? Apakah saya tinggal dalam firman-Nya setiap hari? Apakah saya sudah mengalami kebebasan dari dosa, atau masih diperbudak olehnya? Dosa bisa berbentuk hal-hal halus seperti: kebencian, iri hati, kecanduan, kesombongan dan keangkuhan. Apakah saya sungguh mengenal Kebenaran, yaitu Yesus Kristus? Bukan sekadar tahu tentang Dia, tapi mengenal dan mengikut Dia!
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Yesus Kristus menawarkan kemerdekaan sejati, bukan seperti yang ditawarkan oleh dunia, tapi pembebasan dari belenggu terkuat yaitu, dosa. Kita tak bisa membebaskan diri, tapi Yesus Kristus dapat dan mau membebaskan siapa saja yang percaya dan tinggal dalam firman-Nya. "Apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka." (Yohanes 8:36) Marilah kita datang kepada-Nya, percaya kepada-Nya dan hidup dalam firman-Nya, agar kita sungguh mengalami kemerdekaan sejati di dalam Yesus Kristus. Amin.