Hormatilah Pemimpin dan Hiduplah Selalu dalam Damai Seorang dengan yang Lain
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Terpujilah Tuhan Allah karena kita masih menikmati hari-hari hidup anugerah-Nya. Walau tubuh kita semakin menua, tetapi hati kita tetap bersemangat karena kasih-Nya. Perenungan Firman Tuhan pada minggu yang berjalan ini, dari tulisan rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Waktu itu, jemaat sedang menghadapi banyak tantangan, tetapi Paulus tetap menguatkan mereka agar hidup dengan rukun, saling menghormati dan tetap bersukacita. Perikop 1 Tesalonika 5:12-22, mengandung pesan yang sangat praktis dan penting dalam kehidupan bergereja dan kehidupan sehari- hari sebagai orang percaya di bawah tema, “Hormatilah Pemimpin dan Hiduplah Selalu Dalam Damai Seorang Akan yang Lain.”
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Di tengah dunia yang penuh konflik, ketidakpercayaan, dan sikap individualis, firman Tuhan mengajak kita untuk hidup dalam damai dan saling menghormati terutama terhadap pemimpin rohani yang dipercayakan untuk menggembalakan kita. Beberapa hal yang merupakan pokok-pokok penting dalam perikop bacaan kita ini diuraikan berikut. Pertama, menghormati pemimpin. Pada ayat 12-13 ditulis : “Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu, dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka.” Di gereja kita ada pemimpin-pemimpin yang Tuhan Allah percayakan, seperti diaken, penatua, guru agama pendeta dan pelayan-pelayan lainnya, mereka melayani bukan karena mereka sempurna, tetapi karena Tuhan Allah yang memanggil mereka dan diperlengaki-Nya.
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus
Apa yang bisa kita lakukan sebagai orang percaya? Sebagai orang percaya yang dapat kita lakukan adalah mendoakan mereka, mendukung pelayanan mereka, mendengarkan nasihat serta teguran mereka dalam kasih. Sebagai warga jemaat lanjut usia mari kita jadi teladan bagi yang muda, dengan menunjukkan sikap hormat kepada para pemimpin. Kedua, hiduplah dalam damai dengan sesama . Pada ayat 13b ditulis “...Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain." Damai bukan hanya tidak bertengkar, tetapi hidup dengan hati yang tenang dan saling menerima seta saling mengampuni. Saling menerima adalah kunci dari menciptakan hidup damai. Saling menerima diuji ketika ada hal-hal yang perlu diperbaiki sehingga perlu nasihat atau teguran dan kita membuka diri menerima nasihat itu. Rasul Paulus mengingatkan: Kalau ada yang tidak tertib, jangan diam saja, tetapi tegurlah dengan kasih. Kalau ada yang sedih, hiburlah. Kalau ada yang lemah, tolonglah dan sabarlah kepada semua orang. Kita yang sudah berumur pasti banyak pengalaman dan berhikmat. Kita bisa jadi teladan dalam mengampuni, saling membantu dan tidak cepat marah.
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Ketiga, jaga sikap hati. Hati dimaksud dalam khotbah ini adalah pusat perasaan, pikiran dan kehendak seseorang. Hati adalah tempat di mana kita merasakan, memikirkan dan mengambil keputusan. Hati di mana kita merasa sesuatu, seperti sukacita, damai, kesedihan, marah atau kasih. Hati juga tempat kita menentukan sikap dan perilaku, mau mengampuni, mau menolong, mau bersabar atau malah menjadi marah dan benci. Dalam Alkitab, hati sering dianggap sebagai pusat jiwa dan roh manusia, bukan cuma organ tubuh. Jadi, saat Paulus berbicara tentang “memelihara hati” atau “sikap hati,” dia mengajak kita untuk menjaga apa yang kita rasakan dan pikirkan supaya tetap baik, penuh kasih, sabar, dan bersyukur. Karena dari hati yang baik akan keluar tindakan dan perkataan yang juga baik. Kalau hati kita damai, maka hidup kita dengan orang lain juga akan damai.
Pada ayat 16-18 ditulis, “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." Walau usia makin lanjut, bukan berarti semangat kita padam. Paulus mengingatkan kita agar tetaplah bersukacita, karena sukacita bukan tergantung pada keadaan, tetapi karena Yesus Kristus beserta kita. Tetap berdoalah, walau di rumah, di tempat tidur, Tuhan Allah mendengar doa kita. Tetap bersyukurlah, meski tubuh tak sekuat dulu, karena Dia tetap setia.
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Keempat, menyalakan api Roh Kudus. Kuasa Roh Kudus harus senantiasa dikobarkan, jangan dibuat padam agar selalu mendapatkan kekuatan di tengah badai kehidupan. Lalu tetaplah menganggap penting tentang apa yang telah dinubuatkan Tuhan Allah, agar orang percaya dalam kehidupannya senantiasa berorientasi kepada kekekalan. Sehingga dalam hidup tidak akan mudah dibodohi dengan tawaran-tawaran yang ternyata menjerumuskan, melainkan ujilah segala sesuatu lalu berpegang pada apa yang baik dan menjauhkan diri dari apa yang jahat.
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Kita diajak untuk mengingat hal-hal ini: hormatilah pemimpin yang Tuhan Allah pakai, hiduplah dalam damai dengan orang lain dan pelihara hati kita agar tetap bersyukur, berdoalah dan bersukacitalah. Meskipun usia kita sudah lanjut, hidup kita masih sangat berarti bagi anak cucu, bagi gereja dan masyarakat. Banyak persoalan yang dihadapi keluarga, gereja dan di masyarakat yang membutuhkan kehadiran kita dalam menyelesaikannya. Tuhan Allah tetap punya rancangan damai sejahtera bagi kehidupan kita diusia lanjut. Selagi kita masih hidup, kita masih bisa jadi terang dan berkat. Yesus Kristus memberkati kita semua. Amin.