Renungan Lansia GMIM
MENU
Renungan Lansia GMIM, 26 Oktober - 1 November 2025 - Renungan Lansia GMIM

Renungan Lansia GMIM, 26 Oktober - 1 November 2025

Kejadian 48:1-22

Allah sebagai Gembala Memberkati Keturunanmu

Allah sebagai Gembala Memberkati Keturunanmu

Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Ada ungkapan mengatakan setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya. Ungkapan ini mengandung arti segala sesuatu ada batas waktu yang ditentukan oleh Sang empunya waktu yaitu Tuhan Allah. Ada waktu lahir, berkarya, menjadi tua dan akhirnya meninggalkan dunia yang fana ini. Tuhan Allah memberi kesempatan kepada manusia selama ada di dalam dunia untuk hidup bersama, beranak cucu sampai batas waktu yang ditentukan.

Kitab Kejadian adalah salah satu dari lima kitab yang ditulis oleh Musa sekitar tahun 1445-1405 SM setelah keluar dari tanah Mesir dan selama pengembaraan di Padang Gurun. Khusus pasal 48:1-22 cerita sejarah tentang keadaan tokoh Yakub saat ia sudah tua dan hampir meninggal dunia memberkati Yusuf dan kedua anaknya yaitu Manasye dan Efraim. Yakub pada usia 147 tahun (Kej. 47:29) minta anaknya Yusuf supaya kalau ia mati tidak dikuburkan di Mesir tetapi bawa pulang dan dikuburkan di tanah Kanaan. Pada saat Yakub sakit, Yusuf membawa kedua anaknya Manasye dan Efraim untuk diberkati oleh Yakub (ayat 1).

Yakub Bahasa Ibrani "Yaaqov" artinya memegang tumit saudara kembarnya Esau. Dapat juga berarti untuk mendapatkan hak kesulungan. Kemudian namanya diubah menjadi Israel yang berarti bergumul dengan Tuhan Allah di Sungai Yabok (Kej. 32:22-32). Walaupun ia telah tua dan sakit tinggal di pembaringan, namun ia berusaha bangun (ayat 2) untuk menyampaikan pesan kepada Yusuf bahwa Tuhan Allah telah menampakkan diri kepadanya di Lus tanah Kanaan dan memberkati dia. (ayat 3) Tuhan Allah telah membuatnya beranak cucu, bertambah banyak dan menjadikan bangsa-bangsa dan memberikan negeri untuk menjadi miliknya sampai selama-lamanya (ayat 4).

Yakub menyatakan, anak Yusuf yang lahir di Mesir yaitu Manasye dan Efraim menjadi anaknya sama seperti Ruben dan Simeon (ayat 5). Sedangkan keturunan selanjutnya menjadi milik Yusuf, namun dalam pembagian warisan mereka akan disebutkan berdasarkan nama kedua saudaranya. Artinya dalam hak waris mendapat bagian yang sama seperti Manasye dan Efraim (ayat 6). Yakub menceritakan kepada Yusuf bahwa Rahel isterinya meninggal di tanah Kanaan dan dikuburkan di Efrata yaitu di Betlehem. Hal ini mengingatkan kepada Yusuf jika ayahnya meninggal dunia supaya jenasahnya dibawa pulang ke tanah Kanaan (ayat 7).

Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Ketika Yusuf membawa anaknya untuk menerima berkat dari ayahnya, Yakub bertanya siapakah anak-anak ini. Yusuf menjawab, "Inilah anak-anakku yang telah diberikan Allah kepadaku." Yakub meminta kedua anak itu di dekatkan untuk diberkati (ayat 7-9). Dalam keadaan mata yang sudah kabur Yakub mencium dan mendekap sambil berkata kepada Yusuf: "Tidak kusangka-sangka akan melihat lagi mukamu." Artinya walaupun mata telah menjadi kabur namun mata batin dapat melihat anaknya Yusuf dan keturunannya (ayat 11).

Yusuf yang sedang berlutut sujud mukanya sampai ke tanah di depan ayahnya sambil memegang anaknya Efraim di sebelah kiri dan Manasye di sebelah kanan Yakub. Tetapi Yakub mengulurkan tangan kanannya di atas kepala Efraim walaupun dia yang bungsu dan tangan kirinya kepada Manasye sehingga tangan Yakub dalam keadaan bersilang (ayat 12-13). Artinya hak kesulungan bukan diberikan kepada Manasye tetapi kepada adiknya Efraim. Yakub memberkati sambil berucap: "...Allah itu sebagai Allah yang telah menjadi Gembala selama hidupku sampai sekarang dan sebagai Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya, Dialah kiranya yang memberkati orang-orang muda ini sehingga namaku serta nama Nenek dan bapaku Abraham dan Ishak termasyur oleh karena mereka bertambah menjadi jumlah yang besar di bumi" (ayat 14-16). Gembala Bahasa Ibrani "raah" artinya memelihara atau memberi makan.

Yusuf melihat tangan kanan ayahnya diletakkan di atas kepala Efraim dipandangnya tidak baik, karena itu mengambil tangan ayahnya untuk dipindahkan kepada Manasye yang sulung, tetapi ayahnya menolak sambil berkata aku tahu anakku ia juga (Manasye) akan menjadi bangsa yang besar kuasanya walaupun adiknya akan lebih besar kuasanya dan keturunannya menjadi sejumlah besar bangsa-bangsa. Lalu Yakub memberkati mereka dan berkata kepada Yusuf Allah kiranya membuat engkau seperti Efraim dan Manasye (ayat 17-20).

Selanjutnya Yakub berkata tidak lama lagi ia akan meninggal dunia tetapi Tuhan Allah akan menyertai kamu dan membawa kamu kembali ke negeri nenek moyangmu. Yakub memberkati Yusuf dan memberikan lebih dari saudara-saudaranya suatu punggung gunung yang ia rebut dengan pedang dan panah dari tangan orang Amori (ayat 21-22).

Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Tuhan Allah yang telah memberkati Yakub atau Israel, memberkati juga Yusuf dan keturunannya. Tuhan Allah yang sama yang datang melalui Firman-Nya telah menjadi manusia yaitu Yesus Kristus menebus dosa untuk memberikan keselamatan kekal dan melalui Roh Kudus menuntun dan menghibur umat-Nya sepanjang masa. Selaku orang tua LANSIA kita belajar dari Firman Tuhan yang telah menceritakan tentang Yakub bahwa Tuhan Allah mempercayakan suatu tanggung jawab hidup sesuai dengan batasan yang diberikan untuk mewariskan nilai-nilai iman kepada anak-cucu, memberkati bukan menyakiti apalagi mengutuki.

Selaku orangtua LANSIA yang telah mengalami pasang surut dalam kehidupan, suka duka menjalani tanggung jawab kehidupan, hendaklah selalu meminta hikmat kepada Tuhan Allah untuk selalu bertindak adil kepada anak cucu untuk mendapatkan hak yang sama sehingga tidak menimbulkan kesan pilih kasih. Sekalipun selaku orangtua punya cara untuk memberi apresiasi kepada setiap anak yang dikasihinya.

Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Gereja yang diutus oleh Yesus Kristus ke dalam dunia melaksanakan tugas bersekutu, bersaksi dan melayani untuk menjadi garam dan terang. Selaku orangtua LANSIA, tugas ini melekat dalam tanggung jawab selama hayat di kandung badan. Suatu waktu kita akan meninggalkan dunia fana ini. Banyak hal yang telah dilakukan untuk anak cucu. Usia yang makin usur kiranya tidak menyurutkan semangat untuk terus mendorong, menasihati, mendoakan anak cucu untuk terus menjadi orang yang mengasihi Yesus Kristus dan tidak meninggalkan gereja-Nya, tangguh menghadapi setiap perubahan yang semakin sulit dan kompleks.

Karena Tuhan Allah sebagai gembala memberkati keturunanmu. Yesus Kristus melalui Roh-Nya yang Kudus akan terus memberkati dan melindungi kita selamanya. Amin.