Janganlah Membelokkan Hukum Tetapi Hormati dan Hargai Hak-Hak Manusia
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus
Hanya karena kemurahan Tuhan Allah sehingga kita boleh ada seperti sekarang ini. Hidup yang kita jalani di mana kita membangun keluarga, jemaat dan masyarakat selalu ada dalam pemeliharaan-Nya. Di samping itu, kita menyadari bahwa hidup bukan hanya sendiri melainkan senantiasa ada bersama dengan orang lain. Oleh karena itu kita membangun kehidupan bersama yang di dalamnya saling menghormati dan menjaga kehormatan satu dengan yang lain, sehingga memungkinkan kehidupan yang penuh dengan kedamaian.
Firman Tuhan hari ini dalam Keluaran 23:1-13, umat Israel diingatkan untuk menjaga kekudusan mereka sebagai umat milik kepunyaan Tuhan Allah. Peristiwa keluaran yaitu terbebasnya mereka dari rumah perbudakan di Mesir harus direspon dengan kehidupan yang mendatangkan kebaikan dan damai sejahtera bersama. Mereka diingatkan untuk menjaga kejujuran, bukan berbohong. Menghadirkan keadilan bagi sesama tanpa harus mengikuti suara mayoritas jika diketahui bahwa sesuatu itu tidak benar (Ayat 1-3). Dengan kata lain, kebenaran bukan selalu ditentukan oleh suara orang banyak. Sebab bisa saja terjadi suara orang banyak itu ternyata tidak benar.
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus
Karena itu, umat Israel juga diingatkan untuk tetap saling membantu dan memperhatikan satu sama lain. Bahkan memberi pertolongan kepada hewan yang tersesat ataupun jatuh oleh karena muatan yang terlalu berat, meskipun hewan itu adalah milik orang yang bermusuhan dengannya (Ayat 4-5). Ini menandakan upaya untuk menjaga kehidupan bersama sebagai umat Tuhan. Selain itu umat Tuhan diingatkan untuk juga memperhatikan keberadaan orang miskin, menghindari pembunuhan dan menjauhi suap sebab dengan suap akan muncul ketidakadilan dan orang kecil akan semakin tertindas. Umat Israel juga diingatkan untuk memberi perhatian kepada orang asing yang ada di tempat mereka. Israel diingatkan bahwa pengalaman pahit menjadi orang asing di Mesir menjadi pelajaran untuk tidak menindas orang asing di tempat mereka. (Ayat 6-9). Hal ini merupakan wujud sikap umat yang menghormati dan menghargai hak-hak orang lain serta menghargai Tuhan Allah sebagai penciptanya.
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus
Tuhan Allah, lewat Musa mengingatkan orang Israel agar benar-benar hidup menjadi berkat bagi sesama sebagai orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan Allah. Sebab itu mereka diingatkan bahwa hasil panen merekapun janganlah hanya dinikmati sendiri, melainkan harus berbagi dengan orang lain, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Bagaimana caranya? Setelah enam tahun menabur dan menuai hasil-hasil tanah, maka pada tahun ketujuh ladang itu harus dibiarkan dan hasilnya akan di ambil oleh orang miskin dan binatang hutan. Hal ini dilakukan sebagai kesadaran bahwa tanah dan hasil-hasilnya adalah milik Tuhan Allah yang oleh karena itu harus pula memberkati orang lain. Akhirnya mereka diingatkan pula untuk tetap setia kepada Tuhan Aliah dan tidak berpaling kepada allah-allah lain (Ayat 10- 13)
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus
Bagaimana dengan kehidupan kita sekarang ini? Apakah hidup kita sudah menjadi berkat? Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa sebagai umat Tuhan harus meneruskan keselamatan yang sudah kita terima dari Tuhan. Hidup orang percaya yang sudah diselamatkan adalah kehidupan yang menghadirkan keadilan, tidak menyebarkan kebohongan, tidak menjadi saksi yang tidak benar, hidup yang mengasihi, tidak menindas orang lain, memberi perhatian kepada siapapun, supaya sama-sama hidup dan menikmati damai sejahtera. Itulah wujud nyata kehidupan umat yang telah merasakan berkat-berkat Tuhan Allah.
Tantangan kita sebagai orang percaya saat ini adalah dari diri kita sendiri yaitu kurangnya kemauan dan keinginan yang tulus untuk hidup yang menghidupkan orang lain. Sebab kita dapat menyaksikan bahwa ada orang yang ingin mencapai tujuan hidupnya, ia berbuat tidak adil. Ada orang agar rencananya tercapai ia harus memutarbalikkan kebenaran dan hukum. Tidak jarang kita jumpai hanya demi ambisi, orang harus menindas orang lain, menyuap dan memperkosa hak-hak orang lain. Tidak dapat kita pungkiri pula bahwa kita menyaksikan di mana ada orang yang sudah merasa mapan, kaya dan bergelimang harta namun sulit memberi perhatian kepada orang miskin dan yang membutuhkan. Pendek kata, seakan-akan realitas yang lazim di dunia sekarang ini adalah ketidakadilan, kebohongan, penindasan, permusuhan dan lain sebagainya.
Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus
Firman Tuhan mengingatkan kita sebagai orang percaya bahwa mungkin dunia ini sangat lazim dengan kejahatan, hak- hak orang lain tidak dihormati, hukum bisa dibelokkan, permusuhan, penindasan terhadap orang miskin dan orang asing dan lain sebagainya. Tetapi orang percaya harus tampil beda. Orang percaya harus tampil sebagai orang-orang yang hidupnya menjadi berkat oleh karena telah menerima keselamatan yang dikerjakan Tuhan Allah. Inilah jawaban iman kita ketika membangun kehidupan bersama dengan orang-orang di sekitar kita. Seperti ada ungkapan berkata, Kebersamaan bukan hanya soal berada di tempat yang sama, tapi saling menguatkan dan saling memperhatikan dalam suka dan duka itulah yang utama.
Gaya hidup seperti ini memang bukanlah hal yang mudah dipraktikan, tetapi itulah konsekuensi hidup sebagai orang percaya. Hidup orang percaya haruslah hidup yang berpadanan dengan Yesus Kristus. Hidup dalam mana mengasihi dan membangun kehidupan bersama itulah yang dikehendaki Yesus Kristus. Ia berkata, Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:39). Oleh karena itu, marilah kita hadirkan semua itu dalam hidup keluarga, bersama anak cucu kita dan di tempat di mana kita berada bersama orang lain di sekitar kita. Kiranya kita di mampukan menjalani kehidupan ini dan menjadi berkat ditengah-tengah dunia ini. Yesus Kristus memberkati. Amin.