Renungan Lansia GMIM
MENU
Renungan Lansia GMIM, 5-11 Oktober 2025 - Renungan Lansia GMIM

Renungan Lansia GMIM, 5-11 Oktober 2025

Mazmur 144:1-15

Berbahagialah Bangsa yang Allahnya Ialah Tuhan

Berbahagialah Bangsa yang Allahnya Ialah Tuhan

Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Orang menyebut kita berbahagia jika kita dapat menikmati kesehatan dan umur panjang, memiliki banyak cucu, waktu dan uang untuk dapat melakukan perjalanan ke tempat-tempat wisata dan sebagainya. Namun, tidak semua orang menikmati kebahagiaan meskipun telah memiliki semua itu. Ada yang berumur panjang namun sakit-sakitan. Ada yang memiliki banyak cucu namun tidak satu pun yang memberikan perhatian dan datang berkunjung. Ada yang memiliki waktu dan uang namun, karena sakit dan fisik yang lemah, tidak bisa melakukan perjalanan. Sepertinya semua sia-sia belaka. Lalu apa sesungguhnya kebahagiaan itu? Dapatkah kita menikmatinya?

Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Kitab Mazmur yang kita baca saat ini berbicara mengenai kata bahagia. Pemazmur menyebut bangsanya sebagai bangsa yang berbahagia. Kata Ibrani untuk bahagia dalam Alkitab, 'asyre bisa juga berarti beruntung dan diberkati, maksudnya bahagia tidak hanya sebatas perasaan senang atau sukacita tetapi juga kehidupan atau keadaan yang beruntung dan diberkati karena pekerjaan Tuhan Allah dalam kehidupan. Ada dua hal yang membuat pemazmur memberikan kesimpulan demikian menurut pengalaman hidupnya.

Pertama, bangsa Israel disebut sebagai bangsa yang berbahagia karena mereka telah mengalami berkat-berkat berlimpah dari Tuhan Allah, seperti: – Melengkapi dirinya sebagai pemimpin sehingga dia mampu menggunakan kuasanya untuk melaksanakan tugas dengan baik kepada seluruh umat yang dipimpinnya. – Kemenangan atau keselamatan diberikan Tuhan Allah kepadanya telah menyelamatkan bangsanya. – Tuhan Allah telah melepaskan dan menolong hamba-Nya, pemimpin bangsa dan bangsa yang dipimpinnya. – Tuhan Allah yang bersemayam di tempat tinggi telah memperhatikan manusia dalam kerendahannya. – Tuhan Allah telah menolong, melepaskan, membebaskan dan menyelamatkan umat-Nya dari semua musuh-musuh mereka. – Tuhan Allah telah mengaruniakan generasi masa depan yang sehat, baik dapat diandalkan; kelimpahan dan kemakmuran ekonomi; perdamaian dan keamanan bagi seluruh bangsa.

Kedua, bangsa Israel disebut sebagai bangsa yang berbahagia karena Tuhan Allah mereka berkuasa, penuh kasih setia dan rahmat.

Sebagai kesimpulan bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang dinikmati oleh pemimpin bangsa dan umat-Nya adalah pernyataan kasih dan kuasa Tuhan Allah atas mereka. Oleh karena itu, mereka tidak perlu takut dan kuatir, sebab Tuhan Allah senantiasa bekerja dalam berbagai situasi kehidupan. Itulah yang menjadi pokok kepercayaan pemimpin dan seluruh bangsa. Fokus imannya adalah kepada Tuhan Allah, bukan kepada kemampuannya sendiri dan bahkan bukan karena pekerjaan ilah-ilah lain. Hanya Tuhan Allah saja!

Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Kebahagiaan menurut Mazmur 144 ini: Pertama, karena seseorang telah mengalami perbuatan-perbuatan Tuhan Allah yang mengajar, melengkapi, menyelamatkan, memberikan kemenangan, keselamatan dan memberkati dengan limpah (ekonomi, sosial, keluarga, pekerjaan, dan sebagainya). Kedua, karena Tuhan Allah yang dipercayai adalah sungguh-sungguh Tuhan Allah yang penuh kuasa dan kasih kepada umat-Nya.

Oleh karena itu, sumber kebahagiaan adalah Tuhan Allah sendiri dan kebahagiaan dialami ketika umat hidup dan percaya hanya kepada Tuhan Allah saja yang kuasa dan kasih-Nya telah dinyatakan di sepanjang kehidupan manusia/umat-Nya. Jadi, kebahagiaan berkaitan erat dengan iman kepada Tuhan Allah dan bagaimana praktik kehidupan umat setiap hari dalam relasinya dengan orang lain.

Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Tuhan Allah telah mengerjakan dan mengaruniakan banyak hal dalam kehidupan pribadi, keluarga dan bangsa kita. Sebagai pribadi, yang masih menikmati kehidupan hingga masa Lanjut Usia, maka kehidupan kita yang telah dilewati adalah kesaksian tentang kasih dan pemeliharaan Tuhan Allah yang senantiasa dinyatakan-Nya dalam kehidupan.

Kita harus mengakui bahwa kehidupan ini tidaklah selalu mudah, ada suka dan duka, kegagalan dan keberhasilan silih berganti terjadi dalam kehidupan kita. Waktu berlalu, sebagai LANSIA kita mengalami kemunduran, fisik melemah, penglihatan dan pendengaran kita berkurang. Kita membutuhkan bantuan orang lain untuk beraktivitas dan sebagainya. Namun, kiranya semua itu tidak memupus sukacita dan kebahagiaan kita serta tidak menganggap bahwa kehidupan kita telah berakhir. Kita sepatutnya mengakui dan bersyukur bahwa sesungguhnya Tuhan Allah telah berkenan memberikan umur panjang.

Di sepanjang hidup ini kita telah merasakan dan menyaksikan bagaimana Tuhan Allah berkarya dengan menolong, menyelamatkan dan memelihara kehidupan kita. Hidup memang tidak selalu mudah, tetapi kita telah menyaksikan bahwa Tuhan Allah senantiasa ada/hadir bersama kita. Itulah kebahagiaan kita. Kita berbahagia karena Tuhan Allah kita senantiasa hadir dalam kehidupan kita.

Ibu, Bapak LANSIA yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Kiranya firman Tuhan ini menolong kita untuk hidup dengan mengucapkan syukur. Sebab arti dan makna kebahagiaan mengarahkan fokus iman hanya kepada Tuhan Allah saja. Dan bukan fokus kepada kehidupan diri kita sendiri. Dengan demikian, kita akan hidup dengan senantiasa mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan Allah yang telah dilakukan-Nya kepada kita, keluarga dan bangsa kita. Semua itu kiranya menjadi sumber kebahagiaan dan syukur kita. Demikian pula, hal-hal itu kiranya menjadi kesaksian bagi banyak orang, terutama kepada anak cucu kita. Amin!