MENU
MTPJ GMIM 14 - 20 September 2025 - Orang Benar akan Masuk ke dalam Hidup yang Kekal

Orang Benar akan Masuk ke dalam Hidup yang Kekal

MTPJ GMIM 14 - 20 September 2025

Matius 25:31-46

Tema Bulanan:

Lakukanlah Kebaikan, Keadilan dan Kebenaran sebagai Wujud Kecintaan kepada Gereja dan Negara

Tema Mingguan:

Orang Benar akan Masuk ke dalam Hidup yang Kekal

Bacaan Alkitab:

Matius 25:31-46

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Manusia lebih fokus pada kebutuhan dan masalah sendiri dari pada orang lain dalam kehidupan di dunia yang serba cepat berubah dan kompetitif. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab kurangnya kepedulian terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar, termasuk terhadap mereka yang miskin, kekurangan makanan, minuman, pakaian, tidak adanya tempat tinggal, bagi sakit, terzolimi dan di penjara. Jadi ada manusia tidak membantu bukan semata-mata karena kekurangan finansial, namun fokusnya pada urusan sendiri. Selain itu, di masyarakat adanya sikap stereotip negatif tentang orang miskin atau narapidana, seperti anggapan bahwa mereka malas atau orang kejahatan. Namun ada juga orang-orang yang menunjukkan kepedulian dan tindakan nyata untuk membantu mereka yang membutuhkan dan mengunjungi bagi mereka yang sakit serta di dalam penjara.

Sikap kepedulian bagi yang sedang dalam pergumulan ekonomi, masalah kesehatan dan yang sedang bermasalah secara hukum adalah tindakan yang benar. Tidak ada hukum yang melarang terhadap sikap simpati dan empati bagi masalah- masalah sosial di masyarakat. Justru sikap ini adalah sifat mulia. Gereja terpanggil dan berbeban terhadap masalah yang berkaitan dengan panggilan diakonia, marturia dan pelayanan universal. Oleh karena itu, perenungan di minggu yang berjalan ini akan dituntun oleh tema: “Orang Benar akan Masuk ke dalam Hidup yang Kekal”

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Injil Matius ditulis oleh seorang Kristen Yahudi yang berada di luar Palestina dan hidup dalam komunitas Yahudi Hellenis. Hal ini dapat dicermati melalui isi keseluruhan Injil Matius yang berciri Yahudi, misalnya Hukum Taurat, menjadi titik sentral dalam percakapan Yesus Kristus dengan para pemimpin Yahudi [Matius 5:17-20; 23:3a,23b]. Komunitas Matius masih memelihara perayaan Hari Sabat [ Matius 12:l-8,9-15a]. Sekalipun Injil Matius tampak ciri khas keyahudiannya, namun terbuka untuk bangsa- bangsa di luar Yahudi. Bahkan sangat jelas menyatakan bahwa karya keselamatan Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus juga menjadi milik orang-orang non Yahudi. Hal ini dapat dilihat, misalnya dalam silsilah Yesus Kristus ada nama para perempuan bukan Israel yakni Rahab perempuan Kanaan yang berasal dari Yerikho, Rut yang berasal dari Moab, Batseba berasal dari Israel telah menjadi “bangsa asing” oleh karena menikah dengan Uria orang Het; orang majus dari Timur; bahkan dalam amanat Yesus Kristus kepada para murid-Nya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya (Matius 28:19).

Matius 25:31-46 merupakan khotbah tentang penghakiman terakhir bagi manusia di dunia ini, ketika Yesus Kristus akan datang kembali dalam kemuliaan-Nya.

Ayat 31, Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan- Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Penyebutan istilah “Anak Manusia” (Yunani: ho huios tou anthropou) adalah gelar Mesianis yang Yesus Kristus kenakan untuk diri-Nya, selain pengakuan tentang kemanusiaan-Nya. Ayat ini juga berbicara peran Eskatologis “Anak Manusia” sebagai Raja dan Hakim bagi bangsa-bangsa, digambarkan dengan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.

Ayat 32, Mengumpulkan semua bangsa dihadapan-Nya dan memisahkan seorang demi seorang seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Pemisahan ini adalah simbol pemisahan orang-orang benar (domba) dan orang-orang fasik (kambing). Hanya gembala yang paling mengenal sifat dan karakter domba dan kambing. Dalam budaya Israel domba memiliki kekhasan yang unik sehingga lebih diunggulkan dari pada kambing. Domba dianggap penurut, jinak dan peka terhadap pernyataan kasih sayang dan bersih (2 Samuel 12:3); domba tidak merusak, lembut dan ia akan diam saja ketika orang menggunting dan mengambil bulunya. Juga domba dianggap sebagai simbol kemakmuran (Maz.l44:13). Seekor domba sangat bergantung sepenuhnya pada gembala karena ia mudah sesat dan binasa.

Pemisahan domba dan kambing bukanlah hal asing bagi para gembala, karena domba dan kambing digembalakan bersama-sama. Pada malam hari, terutama di musim dingin, tempat bermalam domba dan kambing dipisahkan karena kambing tidak dapat bertahan dengan hawa dingin dibandingkan dengan domba. Pemisahan juga sangat penting karena domba lebih dihargai dari pada kambing dan yang dapat memisahkan hanyalah para gembala.

Ayat 33, “Anak Manusia” akan menempatkan domba- domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dalam budaya pada waktu itu “kanan” dipahami sebagai posisi yang baik atau positif (bnd.Maz.l 10:1). Oleh karena itu domba ditempatkan di sebelah kanan merujuk kepada orang- orang benar dan kambing yang ditempatkan di sebelah kiri merujuk kepada orang-orang fasik.

Ayat 34, Raja di atas segala raja memiliki kedaulatan menyambut mereka yang ditempatkan di sebelah kanan dengan ajakan “mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah,” “Kerajaan” (Basileia) atau “pemerintahan” yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Kata “terimalah” (kleronomesate), secara hurufiah berarti "warisilah”. Mewarisi kerajaan telah disediakan sebelum kita lahir ke dunia oleh inisiatif Allah Bapa.

Ayat 35-36, Orang-orang yang berada di sebelah kanan Yesus Kristus (orang benar) berhak mewarisi kerajaan-Nya, sebab ketika Aku lapar, Aku haus, Aku seorang asing dan Aku telanjang kamu memberi Aku makan, minum, tumpangan dan pakaian. Juga ketika Aku sakit kamu melawat Aku dan ketika Aku dalam penjara kamu mengunjungi Aku. Sikap yang dilakukan orang- orang yang ditempatkan di sebelah kanan Yesus Kristus adalah tindakan iman, yang penuh kasih terhadap orang yang dalam kesusahan dan butuh bantuan dengan tanpa pamrih, tanpa mengharapkan balasan.

Ayat 37-39, Orang-orang benar langsung memberi tanggapan atas pernyataan di ayat 35-36, dengan bertanya, bilamanakah kami melihat Tuhan lapar, kami memberi makan, haus, kami memberi minum, sebagai orang asing, kami memberi tumpangan, telanjang, kami memberi pakaian. Ketika Tuhan sakit dan dipenjara kami mengunjungi? Bilamanakah sama artinya dengan kapan? Pada waktu apa?

Ayat 40, Jawaban Sang Raja atas pertanyaan orang-orang yang disebut benar, bahwa segala sesuatu yang mereka lakukan kepada salah seorang yang paling hina ini, mereka telah melakukannya untuk Aku. “Hina” (elaksistos) mengandung arti “paling kecil/rendah”. Dalam Efesus 3:8 Elaksistoteros, artinya lebih rendah dari pada yang paling rendah. Orang-orang di sebelah kanan Yesus Kristus, membantu mereka yang membutuhkan pertolongan, yang disebut paling hina. Apa yang dilakukan mereka ini adalah sama dengan melakukannya untuk Tuhan (ayat 35-37). Sang Raja mengidentifikasikan diri-Nya sebagai orang yang terpinggirkan.

Ayat 41-45, Pernyataan Raja kepada mereka yang ditempatkan di sebelah kiri (kambing) adalah kebalikan dari ayat 34-40. Yang satu disambut “mari” (ayat 34), yang lain diusir “enyahlah” (ayat 41), yang satu diberkati (ayat 34) yang lain dikutuk (ayat 41), yang satu menerima “warisan Kerajaan” (ayat 34) yang lain menerima “hukuman” dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya (ayat 41), yang satu memiliki kepedulian terhadap orang lain yang hina (ayat 35,36), yang lain tidak memiliki kepedulian kepada orang yang hina, sama artinya tidak mengasihi Tuhan Allah (ayat 42-45).

Ayat 46, adalah penegasan terhadap orang-orang yang ditempatkan di sebelah kiri dan kanan. Orang-orang fasik (sebelah kiri) akan dimasukkan ke “tempat siksaan kekal”(kolasin aionion) hukuman yang tidak pernah berhenti atau selama-lamanya. Tetapi orang-orang benar (sebelah kanan) “ke dalam hidup yang kekal.”(dikaioi eis zoe aioniou) Orang-orang yang jujur, berbudi luhur, menaati perintah-perintah Allah akan hidup kekal, abadi, selama-lamanya.

MAKNA DAN IMPLIKASI FIRMAN

  1. Anak Manusia yaitu Yesus Kristus akan datang kembali dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja dan Hakim yang adil, untuk menghakimi orang-orang benar dan orang-orang fasik.
  2. Sebagai orang-orang percaya, hendaklah kita memelihara iman kepada Yesus Kristus dalam ketaatan pada firman-Nya, seperti domba yang memiliki sifat penurut, bergantung sepenuhnya pada Gembala. 
  3. Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati. Orang percaya diajak memiliki kepedulian dan belas kasih terhadap orang-orang yang dianggap kecil, hina, terisolasi, terpinggirkan, miskin, yang sakit dan di penjara. Membantu mereka tanpa pamrih dan tanpa membedakan status sosial, ekonomi, budaya, pendidikan.
  4. Baik gereja yang kelihatan (lembaga) maupun gereja yang tidak kelihatan (persekutuan orang-orang percaya) memiliki kewajiban untuk menerapkan iman dalam perbuatan sehari- hari dan melalui program menjabarkan tugas pelayanan gereja yakni bersekutu, bersaksi dan melayani.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

  1. Apa yang saudara pahami tentang “Orang Benar akan Masuk dalam Hidup yang Kekal” menurut Matius 25:31-46?
  2. Mengapa orang sulit untuk memiliki kepedulian terhadap orang lain yang membutuhkan pertolongan?
  3. Bagaimana peran gereja dalam mengentaskan kemiskinan baik yang bersifat jasmani, maupun kemiskinan rohani warga jemaat dan masyarakat?

POKOK-POKOK DOA

  1. Agar pemerintah dan gereja mengembangkan program- program untuk meningkatkan taraf hidup jemaat dan masyarakat.
  2. Agar warga gereja memiliki empati dan membantu sesama yang membutuhkan pertolongan tanpa membeda-bedakan serta dilakukan tanpa pamrih.
  3. Agar warga gereja tidak mengabaikan mereka yang sakit dan dipenjara.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:

HARI MINGGU BENTUK II

NYANYIAN YANG DIUSULKAN

Kemuliaan Bagi Allah: KJ No. 15 “Berhimpun Semua”
Doa Penyembahan: PKJ No. 35 “Suci, Suci, Suci”
Pengakuan Dosa & Janji Anugerah Allah: NNBT No. 11 “Ya Allahku, Kami Mengaku Dosa”
Janji Anugerah Allah: DSL No. 170 “Sandar Pada Tuhan”
Puji-pujian: KJ No. 14 “Muliakan Tuhan Allah”
Ses Pembacaan Alkitab: KJ No. 53 “Tuhan Allah T’lah Berfirman”
Persembahan: NKB No. 133 Syukur Pada-Mu Ya Allah”
Penutup: NKB No. 163 “Tak Mudah Jalanku”

ATRIBUT

Warna Dasar Hijau dengan simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang.