MENU
MTPJ GMIM 28 September - 4 Oktober 2025 - Orang Bertobat dengan Melakukan Keadilan dan Kebenaran Pasti Hidup

Orang Bertobat dengan Melakukan Keadilan dan Kebenaran Pasti Hidup

MTPJ GMIM 28 September - 4 Oktober 2025

Yehezkiel 33:1-20

Tema Bulanan:

Lakukanlah Kebaikan, Keadilan dan Kebenaran sebagai Wujud Kecintaan kepada Gereja dan Negara

Tema Mingguan:

Orang Bertobat dengan Melakukan Keadilan dan Kebenaran Pasti Hidup

Bacaan Alkitab:

Yehezkiel 33:1-20

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Gereja dan bangsa merupakan bagian penting dari hidup kita sebagai orang percaya. Peran kita sebagai gereja yang hidup, akan mempengaruhi keberadaan gereja sebagai institusi dan turut memberi dampak penting bagi bangsa. Apalagi di era ini, rasa memiliki dan rasa kecintaan terhadap gereja dan bangsa semakin terkikis oleh berbagai kemajuan zaman. Begitu juga dengan keadilan dan kebenaran terus diperjuangkan sebab hal itu merupakan kebutuhan yang esensial. Namun dalam kenyataannya, keadilan dan kebenaran sering dikalahkan oleh kesewenang-wenangan kekuasaan, kepentingan diri dan berbagai alasan lainnya. Keinginan untuk hidup mapan, nyaman dan sejahtera, harapan untuk memperoleh keuntungan, jabatan stategis, serta sukses mencapai tujuan hidup, sering menggeser keteguhan iman kepada Tuhan Allah. Orang tak peduli berkubang dalam dosa yang penting kehendak hati, rencana, dan harapannya menjadi kenyataan.

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga makin mempengaruhi kualitas hubungan manusia dengan manusia dan dengan Tuhan. Kecanggihan teknologi yang tidak disikapi dengan positif, merusak moral dan etika yang mengakibatkan meningkatnya kriminalitas. Hidup takut akan Tuhan digeser oleh sikap hedonisme, materialistis, individualisme dan lain sebagainya. Namun, sebagai orang percaya kita terpanggil untuk bertobat dan terus mewujudkan hal-hal yang baik, adil dan benar sebagaimana tema minggu ini: “Orang Bertobat dengan Melakukan Keadilan dan Kebenaran, Pasti Hidup.”

PEMAHAMAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Eksegese)

Yehezkiel adalah nabi yang diutus Tuhan Allah bagi umat-Nya, Israel (Israel Selatan-Yehuda). Ia mengalami masa pembuangan ke Babel bersama umat Israel setelah mereka dikalahkan oleh Nebukadnezar, Raja Babel. Umat Israel telah berdosa di hadapan Tuhan Allah, mereka disebut pemberontak. Di pembuangan, umat seolah-olah tiada harapan dan nabi Yehezkiel berusaha mengajak mereka pada pertobatan dan memberi pengharapan bahwa sesungguhnya Tuhan Allah tidak menghendaki kematian tetapi Ia menuntut pertobatan supaya umat-Nya yang mau bertobat dan kembali melakukan keadilan dan kebenaran-Nya dapat tetap hidup. Tuhan berdaulat atas kehidupan umat-Nya dan firman-Nya tidak akan pernah gagal. Sebagai nabi Tuhan, Yehezkiel hanya menyampaikan firman Tuhan dan bukan keinginannya sendiri.

Pasal 33:1-20 merupakan bagian yang berisi pengajaran dan ajakan untuk bertobat bagi Israel. Dalam bagian ini Yehezkiel, yang dipanggil anak manusia (Ibr: ben-’adam), diberi tugas yang penting yaitu sebagai penjaga (Ibr: tsopeh, yang sementara menjaga). Maksudnya adalah Yehezkiel memiliki tanggungjawab menjaga dan mengawasi kehidupan bangsa Yehuda pasca kehancuran Yerusalem dan bait Allah serta ancaman-ancaman yang membahayakan hidup umat sebagai bangsa pilihan Tuhan. Sebagai penjaga Israel, Yehezkiel bertanggungjawab mengawasi, menegur dan memperingatkan para pemimpin yang jahat dan umat yang hidup dalam dosa, supaya mereka bertobat agar diselamatkan dan tetap hidup. Jika pesan Tuhan Aliah tidak disampaikan, maka nabi Yehezkiel akan menanggung akibat karena kesalahan umat. Ini bukan tugas yang mudah karena umat adalah bangsa pemberontak. Kepada umat, nabi menyerukan pertobatan dengan kembali melakukan apa yang baik, benar dan adil.

Ayat 1 dimulai dengan penegasan bahwa firman yang disampaikan nabi Yehezkiel adalah firman Tuhan.

Ayat 2-6, penjelasan di bagian ini masih bersifat umum. Jika Tuhan mendatangkan pedang (= lambang penghukuman) atas suatu negeri dan bangsa negeri itu menetapkan seorang penjaga atas mereka, penjaga itu bertugas untuk melihat pedang yang datang atas negeri itu. Lalu ia harus memperingatkan bangsa itu dengan meniup sangkakala yang biasanya dibunyikan untuk memperingatkan umat tentang sesuatu yang akan datang atau terjadi. Jika mereka tidak mau diperingatkan maka mereka mati karena kesalahannya. Kalau mereka mau diperingatkan mereka akan diselamatkan. Demikian pula, jika penjaga melihat pedang datang tetapi ia tidak memperingatkan umat dengan tidak meniup sangkakala sehingga ada umat yang menjadi korban maka Tuhan Allah akan meminta pertanggungjawaban atas nyawa orang yang menjadi korban itu.

Ayat 7-9; dalam bagian ini, firman Tuhan disampaikan untuk memperingatkan orang jahat agar bertobat. Jika firman itu tidak disampaikan kepada orang jahat itu, maka ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi Tuhan Allah akan menuntut pertanggungjawaban atas nyawa orang jahat itu kepada sang penjaga. Sebaliknya jika orang yang jahat diperingatkan agar bertobat tetapi ia tidak mau, maka orang jahat itu mati dalam kesalahannya tetapi menyelamatkan nyawa penjaga umat itu.

Ayat 10-11 berisi pesan pengajaran yang sangat penting bahwa Tuhan Allah tidak menghendaki umat-Nya mati dalam dosa. Tuhan Allah berkenan pada pertobatan orang fasik (Ibr: rasha‘: jahat, bersalah, orang berdosa, tidak takut akan Tuhan) dari perbuatan jahatnya supaya ia hidup (Ibr: hayah, ada, hidup, tetap hidup, keadaan baik). Jadi, Tuhan Allah menghendaki pertobatan yang membawa kehidupan dan bukan kematian dan kehancuran umat-Nya.

Ayat 12-16; bagian ini menjelaskan tentang orang benar (Ibr: tsadiq) dan orang jahat (Ibr: rasha’). Keberadaan sebagai orang yang dibenarkan tidak menyelamatkan, jika orang benar itu kemudian jatuh dalam perbuatan dosa ketika mereka berbuat curang, maka mereka pun tidak akan luput dari hukuman. Tetapi jika orang jahat mau diperingatkan dan bertobat lalu melakukan keadilan dan kebenaran maka ia pasti hidup dan terluput dari hukuman. Semua dosanya tidak akan diingat lagi.

Ayat 17-20; tindakan keadilan Tuhan Allah ini disebut tidak tepat, padahal justru tindakan umatlah yang tidak tepat. Oleh karena itu, dalam keadilan-Nya, Tuhan Allah akan menghakimi (Ibr: sapat) semua orang setimpal dengan perbuatan mereka.

MAKNA DAN IMPLIKASI FIRMAN

  1. Tuhan Allah adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Ia mengerjakan keselamatan bagi semua manusia, memberi ketetapan untuk dilakukan, memberi pengampunan dan kesempatan untuk bertobat. Semua orang percaya terpanggil untuk hidup dalam ketaatan melakukan perintah-Nya. Secara khusus sebagai Pelsus (Pendeta, Guru Agama, Penatua dan Diaken) berperan sebagai penjaga, yang menjaga jemaat juga menjaga diri sendiri agar setia memenuhi panggilan pelayanan-Nya yang mulia.
  2. Kebaikan, kebenaran dan keadilan harus terus menerus dilakukan sebab hal itu merupakan ketetapan Tuhan Allah yang harus dilakukan agar kita hidup di dalamnya dan diberkati.
  3. Pelayan Khusus hendaknya menjadi teladan dan bertanggungjawab mengingatkan jemaat agar berlaku sesuai kehendak-Nya. Jika tanggung jawab untuk mengingatkan dan mengajar jemaat tidak dilakukan maka kepadanya akan dituntut pertanggungjawaban. Betapa pentingnya saling menasihati, menerima teguran yang baik dan memperbaiki diri. Ketaatan membawa berkat, tapi ketidaksetiaan mendatangkan hukuman. Sebab Tuhan Allah bertindak dalam keadilan-Nya bagi semua orang.
  4. Pertobatan harus menjadi bagian hakiki agar tidak terhindar dari kebinasaan. Tugas missioner merupakan tanggungjawab untuk membawa orang percaya kepada Yesus Kristus Sang Juruselamat dan hidup dalam pertobatan. Tuhan Allah tidak menghendaki penghukuman bagi umat-Nya, karena itu sebesar apapun dosa kita, jika mau berubah dan membaharui hidup, maka Tuhan Allah pasti akan mengampuni. Bukan perbuatan baik kita yang menyelamatkan, tapi kasih dan kemurahan Tuhan Allah di dalam dan melalui pengorbanan Yesus Kristus.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

  1. Apakah yang dapat kita pahami tentang tema “Orang Bertobat dengan Melakukan Kebenaran dan Keadilan, Pasti Hidup” menurut Yehezkiel 33:1-20?
  2. Bagaimanakah kita memahami peran sebagai seorang penjaga” dihubungkan dengan tanggungjawab sebagai Pelsus, gereja, pemerintah dan keluarga?
  3. Mengapa kita harus bertobat dan hidup dalam ketaatan serta mewujudkan kebaikan, kebenaran dan keadilan dalam kehidupan di keluarga, gereja dan masyarakat?

NAS PEMBIMBING: Yehezkiel 18:23

POKOK-POKOK DOA:

  1. Gereja sebagai institusi dan sebagai orangnya agar bertobat dan hidup melakukan kebaikan, kebenaran dan keadilan.
  2. Peran Pelayan khusus dan jemaat untuk terus bertanggungjawab atas panggilan pelayanan yang Tuhan Allah amanatkan.
  3. Agar semua orang hidup dalam pertobatan dan ketaatan.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:

HARI MINGGU BENTUK IV

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Nyanyian Masuk: NKB No. 3 “Terpujilah Allah”
Nas Pembimbing: NKB No. 111 “Gereja Bagai Bahtera”
Pengakuan Dosa: NNBT No. 10 Ya Tuhan Yang Kudus
Berita Anugerah Allah: NNBT No. 30 “Allah, Tuhan Kekuatanku”
Ses Pemb Alkitab: NKB No. 116 “Siapa Yang Berpegang”
Persembahan: PKJ No. 264 “Apalah Arti Ibadahmu Kepada Tuhan”
Lagu Penutup: MARS GMIM

ATRIBUT:

Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang