Obor Pemuda GMIM
MENU
Renungan Obor Pemuda GMIM, 1 November 2025 - Obor Pemuda GMIM

Renungan Obor Pemuda GMIM, 1 November 2025

RENCANA ALLAH LEBIH TINGGI DARI RENCANA MANUSIA

"Ketika Yusuf melihat bahwa ayahnya meletakkan tangan kanannya di atas kepala Efraim, hal itu dipandangnya tidak baik; lalu dipegangnya tangan ayahnya untuk memindahkannya dari atas kepala Efraim ke atas kepala Manasye. Katanya kepada ayahnya: 'Janganlah demikian, ayahku, sebab inilah yang sulung, letakkanlah tangan kananmu ke atas kepalanya.' Tetapi ayahnya menolak, katanya: 'Aku tahu, anakku, aku tahu; ia juga akan menjadi suatu bangsa dan ia juga akan menjadi besar kuasanya; walaupun begitu, adiknya akan lebih besar kuasanya dari padanya, dan keturunan adiknya itu akan menjadi sejumlah besar bangsa-bangsa.' Lalu diberkatinyalah mereka pada waktu itu, katanya: 'Dengan menyebutkan namamulah orang Israel akan memberkati, demikian: Allah kiranya membuat engkau seperti Efraim dan seperti Manasye.' Demikianlah didahulukannya Efraim daripada Manasye. Kemudian berkatalah Israel kepada Yusuf: 'Tidak lama lagi aku akan mati, tetapi Allah akan menyertai kamu dan membawa kamu kembali ke negeri nenek moyangmu. Dan sekarang aku memberikan kepadamu sebagai kelebihanmu daripada saudara-saudaramu, suatu punggung gunung yang kurebut dengan pedang dan panahku dari tangan orang Amori.'"

— KEJADIAN 48:17-22

RENCANA ALLAH LEBIH TINGGI DARI RENCANA MANUSIA

Sobat Obor,

Siapa yang tidak kenal Lionel Messi, pemain sepak bola yang dijuluki salah satu terbaik sepanjang masa? Sejak kecil ia dianggap lemah karena tubuhnya kecil, bahkan sempat diremehkan. Banyak yang tidak percaya ia bisa jadi bintang besar. Namun rencana Tuhan berbeda, ia justru dipakai untuk mengubah sejarah sepak bola. Kisah Messi mengingatkan kita pada peristiwa ketika Yusuf kecewa melihat Yakub menyilangkan tangannya, memberikan berkat utama kepada Efraim yang lebih muda, bukan Manasye si sulung. Yusuf merasa itu salah, tetapi Yakub berkata bahwa Allah sudah menentukan demikian. Rencana Allah tidak selalu sama dengan logika manusia.

Sobat obor, secara teologis peristiwa ini menunjukkan kedaulatan Allah yang melampaui adat dan perhitungan manusia. Dalam tradisi, yang sulung biasanya mendapat hak istimewa. Namun, Allah memilih Efraim yang lebih muda untuk mendapat berkat lebih besar. Hal ini bukan kebetulan, tetapi menegaskan bahwa berkat dan panggilan berasal dari keputusan Allah, bukan urutan manusia. Sama seperti banyak tokoh Alkitab yang dipilih bukan karena posisi atau kekuatan mereka, demikian juga Allah menegaskan bahwa kehendak-Nya bebas bekerja di luar pola manusia. Rencana Allah lebih tinggi daripada perencanaan kita, dan Ia tahu yang terbaik untuk masa depan umat-Nya.

Sobat obor, pemuda zaman ini sering merasa kecewa ketika rencana yang disusun tidak berjalan sesuai harapan. Ada yang gagal masuk jurusan yang diinginkan, ditolak dalam pekerjaan, atau tidak dianggap dalam komunitas. Namun firman ini mengingatkan bahwa kegagalan di mata kita bisa jadi jalan sukses di mata Tuhan. Sama seperti Efraim yang dipilih Allah meski bukan sulung, hidup kita pun bisa dipakai Tuhan di luar dugaan. Jangan batasi diri dengan pandangan manusia, sebab Allah yang memilih dan menetapkan jalan kita. Percayalah, rencana-Nya selalu lebih indah daripada mimpi terbesar kita sendiri. Amin.