Obor Pemuda GMIM
MENU
Renungan Obor Pemuda GMIM, 20 November 2025 - Obor Pemuda GMIM

Renungan Obor Pemuda GMIM, 20 November 2025

ALLAH KOTA BENTENG KITA

"Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumi pun hancur. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Sela"

— Mazmur 46:7-8

ALLAH KOTA BENTENG KITA

Sobat Obor,

Setiap orang butuh tempat aman. Ada orang merasa aman kalau punya tabungan besar, ada yang merasa aman kalau punya banyak teman, ada juga yang merasa aman kalau punya jabatan atau posisi tinggi. Tetapi kalau kita jujur, semua "tempat aman" itu bisa runtuh kapan saja. Tabungan bisa habis, teman bisa meninggalkan, jabatan bisa hilang. Mazmur 46 menggambarkan sebuah kebenaran luar biasa: "Allah adalah kota benteng kita."

Mazmur 46:7-8 memperlihatkan keseimbangan yang indah antara penghiburan dan peringatan. Di satu sisi, pemazmur menegaskan bahwa "TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub." Sebutan TUHAN semesta alam (YHWH Seba'ot) menunjukkan Allah yang berdaulat atas segala tentara sorga dan seluruh ciptaan. Ini menggambarkan kemahakuasaan Allah yang transenden, yang kuasanya melampaui segala bangsa dan kerajaan. Namun, penyair segera menambahkan istilah Allah Yakub, yaitu Allah yang setia kepada umat perjanjian-Nya, sehingga Ia bukan hanya transenden tetapi juga imanen, hadir dan dekat menjaga umat-Nya. Tafsiran biblika ini menunjukkan bahwa umat Tuhan dilindungi bukan karena kekuatan mereka, melainkan karena kesetiaan Allah yang menyertai.

Sobat obor, renungan hari ini memberikan pesan firman bagi kita semua bahwa Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub." Artinya, kekuatan sejati bukan ada pada kepintaran, popularitas, atau relasi manusia, melainkan pada hadirat Tuhan sendiri yang menjadi benteng kokoh. Dunia bisa menawarkan banyak "benteng palsu" seperti media sosial, harta, atau gengsi, tetapi hanya Allah yang benar-benar setia dan tidak pernah mengecewakan. Selain itu, renungan ini dapat menjadi pengajaran sekaligus ajakan membangun iman yang kokoh bahwa masa depan ada di tangan Allah yang Mahakuasa sekaligus dekat dengan kita. Jadi, jangan takut menghadapi tantangan, karena Allah yang transenden dan imanen itu berjalan bersama kita. Di akhir renungan ini ada kalimat bijak dari John Calvin: segala benteng manusia rapuh, tetapi Allah adalah satu-satunya benteng sejati yang tak tergoncangkan." GOD BLESS. Amin.