"Dan engkau, hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel. Bila engkau mendengar suatu firman dari mulut-Ku, peringatkanlah mereka demi nama-Ku. Kalau Aku berfirman kepada orang fasik: Hai orang fasik, engkau pasti mati! Dan engkau tidak mengatakan sesuatu untuk memperingatkan orang fasik itu supaya meninggalkan jalannya, maka orang fasik itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi darahnya akan Kutuntut dari tanganmu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang fasik supaya berbalik dari jalannya dan ia tidak berbalik dari jalannya, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu."
— YEHEZKIEL 33:7-9
PANGGILAN PRIBADI UNTUK MENYUARAKAN KEBENARAN
Sobat Obor,
"Tuhan menetapkan aku menjadi penjaga umat." Begitulah Yehezkiel dipanggil dalam ayat 7. Ini bukan pekerjaan sambilan, melainkan panggilan hidup. Tugasnya, memperingatkan orang fasik dari jalannya yang jahat. Jika ia diam, Tuhan akan menuntut darah orang fasik itu dari tangannya. Tapi jika ia memperingatkan, dan orang itu tetap tidak bertobat, maka Yehezkiel bebas dari tanggung jawab. Apa artinya bagi kita, pemuda gereja? Kita memang bukan nabi seperti Yehezkiel, tapi prinsipnya tetap berlaku. Tuhan telah memberi kita kebenaran melalui firman, melalui gereja, melalui pengajaran yang sehat. Dan jika kita tahu ada orang hidup dalam kesalahan, tapi kita memilih diam, kita pun tidak lepas dari tanggung jawab.
Sobat Obor,
Seringkah kita takut dianggap sok suci atau mengganggu. Tapi diam saat melihat teman jatuh dalam dosa bukanlah kasih itu adalah kelalaian rohani. Ingat, tugas kita bukan memaksa orang berubah, tapi menyampaikan peringatan dengan kasih dan kebenaran. Kita bukan hakim, tapi penjaga. Kita tidak menyelamatkan, tapi kita bisa meniup sangkakala supaya orang terbangun. Dalam teologi gereja, hal ini disebut sebagai tanggung jawab moral antar sesama. Gereja bukan kumpulan orang individualistis, tapi tubuh yang saling menjaga. Ketika satu anggota jatuh, yang lain dipanggil untuk menegur dan menuntunnya kembali; bukan untuk menghukum, tapi menyelamatkan. Jadi, jangan menunggu jadi pendeta untuk bersuara. Jika kamu melihat temanmu mulai menyimpang, beranilah datang dengan hati yang lembut, tapi suara yang jelas. Tuhan tidak menuntut kamu atas hasil, tapi atas kesetiaanmu memperingatkan. Dan ketika kamu bersuara, kamu menjadi perpanjangan suara Tuhan, penjaga yang setia di antara umat-Nya. Jadilah penjaga iman yang selalu setia mengawasi dan mengingatkan sesuai kehendak dan kebenaran Allah. Amin (DLW).