Obor Pemuda GMIM
MENU
Renungan Obor Pemuda GMIM, 31 Oktober 2025 - Obor Pemuda GMIM

Renungan Obor Pemuda GMIM, 31 Oktober 2025

DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT

"Lalu Yusuf menarik mereka dari antara lutut ayahnya, dan ia sujud dengan mukanya sampai ke tanah. Setelah itu Yusuf memegang mereka keduanya, dengan tangan kanan dipegangnya Efraim, yaitu di sebelah kiri Israel, dan dengan tangan kiri Manasye, yaitu di sebelah kanan Israel, lalu didekatkannyalah mereka kepadanya. Tetapi Israel mengulurkan tangan kanannya dan meletakkannya di atas kepala Efraim, walaupun ia yang bungsu, dan tangan kirinya di atas kepala Manasye – jadi tangannya bersilang, walaupun Manasye yang sulung. Sesudah itu diberkatinyalah Yusuf, katanya: 'Nenekku dan ayahku, Abraham dan Ishak, telah hidup di hadapan Allah; Allah itu, sebagai Allah yang telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai sekarang, dan sebagai Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya, Dialah kiranya yang memberkati orang-orang muda ini, sehingga namaku serta nama nenek dan bapaku, Abraham dan Ishak, termasyhur oleh karena mereka dan sehingga mereka bertambah-tambah menjadi jumlah yang besar di bumi.'"

— KEJADIAN 48:12-16

DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT

Sobat Obor,

Siapa yang tidak kenal Denzel Washington, aktor Hollywood yang sering membintangi film besar? Di balik popularitasnya, ia dikenal sebagai seorang Kristen yang berpegang pada doa dan sering memberi motivasi rohani dalam pidatonya. Ia pernah berkata bahwa keberhasilan dan talenta bukan sekadar untuk kebanggaan pribadi, melainkan untuk dipakai melayani dan memberi dampak bagi orang lain. Kisahnya mengingatkan kita pada peristiwa ketika Yusuf membawa anak-anaknya kepada Yakub untuk menerima berkat. Yusuf tahu bahwa berkat Allah yang diteruskan Yakub bukan hanya untuk kesejahteraan pribadi, tetapi juga untuk generasi dan bangsa yang lebih luas.

Sobat obor, secara teologis, tindakan Yakub memberkati Efraim dan Manasye menunjukkan bahwa berkat Allah selalu bersifat transformatif dan berjangka panjang. Yakub tidak sekadar mengucapkan doa biasa, melainkan mengingat Allah Abraham dan Ishak, Allah yang telah memelihara dia sepanjang hidup. Berkat ini menegaskan bahwa Allah yang sama akan menuntun generasi berikutnya. Berkat bukanlah warisan materi semata, tetapi warisan iman dan janji keselamatan. Yakub sadar, berkat Allah bukan untuk dinikmati sendiri, melainkan untuk melanjutkan karya Allah bagi umat manusia.

Sobat obor, pemuda masa kini sering salah memahami arti berkat. Banyak yang hanya mengaitkan berkat dengan harta, jabatan, atau popularitas. Padahal, berkat sejati adalah ketika kita dipanggil untuk menjadi saluran kasih Allah. Talenta, kepandaian, atau kesempatan yang kita miliki bukan semata-mata untuk diri sendiri, melainkan untuk memberkati orang lain. Sama seperti Efraim dan Manasye yang diangkat dalam rencana besar Allah melalui doa Yakub, kita pun dipanggil untuk memakai hidup sebagai alat berkat. Jadi jangan simpan talenta hanya untuk kesenangan pribadi. Pakailah untuk menguatkan keluarga, teman, bahkan orang yang membutuhkan. Itulah arti sejati hidup yang diberkati. Amin.