"Karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku. Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku, aku diajari ayahku, katanya kepadaku: 'Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup.'"
— Amsal 4:2-4
PEGANGLAH AJARAN DENGAN TEGUH
Sobat Obor,
Bayangkan seorang atlet yang sedang memegang obor dalam perlombaan estafet. Ia tidak boleh melepaskannya atau menjatuhkannya, sebab jika terlepas, timnya akan kehilangan kesempatan untuk menang. Ia harus berlari dengan penuh konsentrasi, menjaga obor itu agar tetap sampai pada garis akhir. Gambaran ini mirip dengan kehidupan kita sebagai pemuda Kristen. Ajaran dan nasihat yang kita terima dari firman Tuhan adalah seperti obor yang menyinari jalan kita. Amsal 4:2-4 menegaskan, "Aku memberikan pengajaran yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku. Ketika aku masih anak... ia mengajar aku, katanya: biarlah hatimu memegang perkataanku, berpeganglah pada perintahku, maka engkau akan hidup."
Sobat obor, secara teologis ayat ini mengingatkan bahwa ajaran firman Tuhan bukan sekadar kumpulan kata-kata, tetapi sumber kehidupan. Salomo menekankan bahwa pengajaran yang ia berikan bukan berasal dari dirinya, melainkan dari hikmat Allah yang diwariskan secara turun-temurun. Ajaran yang benar menuntun pada kehidupan, sedangkan meninggalkannya membawa kepada kebinasaan. Perintah "berpeganglah pada perintahku" menunjukkan bahwa firman Tuhan harus dipegang erat, bukan sekadar dihafal. Hikmat itu harus meresap ke dalam hati sehingga membentuk karakter dan arah hidup. Ketika hati memegang firman, maka jalan hidup pun dijaga dari kesesatan.
Sobat obor, dalam realita sekarang, banyak pemuda mudah melepaskan ajaran firman karena dianggap kuno, ketinggalan zaman, atau tidak sesuai dengan tren modern. Godaan dunia membuat kita lebih mudah mengikuti gaya hidup hedonis, mencari kesenangan sesaat, bahkan menukar kebenaran dengan popularitas. Akibatnya banyak yang kehilangan arah, terjebak dalam luka batin, depresi, atau kehancuran moral. Firman ini menegur kita agar tidak melepaskan ajaran yang telah kita terima sejak kecil. Jangan malu memegang kebenaran meski dunia menertawakan. Firman adalah sumber hidup yang menjaga kita tetap kuat. Peganglah ajaran itu dengan teguh, sebab hanya dengan firman kita dapat berlari sampai garis akhir dengan kemenangan. Amin.