Obor Pemuda GMIM
MENU
Renungan Obor Pemuda GMIM, 7 Desember 2025 - Obor Pemuda GMIM

Renungan Obor Pemuda GMIM, 7 Desember 2025

BANGKITLAH MENJADI TERANGLAH

"60:1 Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. 60:2 Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. 60:3 Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu. 60:4 Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong. 60:5 Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu. 60:6 Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur TUHAN. 60:7 Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku."

— Yesaya 60:1-7

BANGKITLAH MENJADI TERANGLAH

Sobat Obor,

Dunia hari ini sedang gelap oleh arus kebingungan nilai, di mana terang kebenaran kerap dikaburkan oleh kilau kepalsuan. Anak muda zaman ini hidup dalam dunia yang sibuk mencari cahaya---tetapi justru sering memilih lampu buatan, bukan terang sejati dari Allah. Banyak pemuda hidup dalam bayang-bayang rasa tidak berharga, kecanduan, dan pencarian jati diri yang kosong. Media sosial menuntut mereka untuk tampil sempurna, sementara hati mereka rapuh dan kehilangan arah. Mereka berusaha "bersinar" dengan prestasi, popularitas, atau tampilan luar, namun di dalam jiwa sedang padam api pengharapan. Dalam kekosongan itu, seruan Tuhan melalui nabi Yesaya bergema kembali: "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu." (Yes. 60:1). Seruan ini bukan sekadar panggilan moral untuk lebih baik, tetapi panggilan rohani untuk hidup dari kuasa terang Allah yang sejati.

Sobat obor, latar belakang nubuat Yesaya 60 muncul setelah bangsa Israel mengalami kegelapan panjang akibat pembuangan di Babel. Mereka telah kehilangan tanah, bait Allah, dan bahkan harapan. Di tengah reruntuhan, Allah berbicara melalui nabi-Nya tentang masa pemulihan dan kemuliaan baru. Pasal 60 adalah nubuat eskatologis---nubuat tentang zaman Mesias, di mana kemuliaan Tuhan akan terbit atas umat-Nya dan bangsa-bangsa akan datang kepada terang itu. Ayat-ayat ini menggambarkan bukan sekadar pemulihan politik, tetapi kebangkitan rohani di mana umat Allah menjadi pusat pancaran kemuliaan Tuhan bagi dunia. Ungkapan "Bangkitlah dan menjadi teranglah" menunjukkan dua tindakan iman: bangkit dari keadaan mati rohani, dan kemudian memancarkan terang yang berasal dari Tuhan sendiri. Kegelapan yang menutupi bangsa-bangsa (ay. 2) adalah simbol dosa dan ketidaktahuan akan Allah. Namun janji Tuhan, "Kemuliaan-Ku terbit atasmu," menegaskan bahwa inisiatif datangnya terang selalu berasal dari Allah, bukan dari manusia. Ini adalah nubuatan yang tergenapi dalam Kristus, Sang Terang Dunia (Yoh. 8:12), yang memanggil gereja-Nya, termasuk para pemuda, untuk menjadi saksi terang itu di dunia yang gelap oleh dosa.

Sobat obor, dalam terang teologi Reformed, seruan "Bangkitlah dan menjadi teranglah" hanya mungkin terjadi karena karya anugerah Allah yang tidak dapat ditolak---Irresistible Grace. Doktrin ini menegaskan bahwa ketika Allah memanggil seseorang kepada keselamatan, panggilan itu pasti efektif karena berasal dari kuasa Roh Kudus yang membangkitkan hati yang mati oleh dosa untuk merespons iman. Seorang pemuda yang tadinya hidup dalam kegelapan tidak akan mungkin bangkit oleh kehendaknya sendiri, sebab dosa telah membuatnya mati secara rohani (Ef. 2:1). Tetapi ketika Allah memanggil dengan kasih karunia yang tak tertolak, terang itu menembus kegelapan, dan jiwa yang mati dibangkitkan. Maka panggilan "Bangkitlah" bukan perintah manusiawi, melainkan seruan ilahi yang membawa daya hidup di dalamnya. Seperti matahari yang tak dapat dihentikan cahayanya, demikianlah anugerah Allah bekerja---ia tidak memaksa, tetapi mengubah dari dalam, menyalakan terang di hati yang dahulu gelap. Dalam pandangan Calvin, kasih karunia Allah tidak hanya menawarkan keselamatan, tetapi juga menghidupkan, memperbaharui, dan membuat seseorang benar-benar menjadi terang dunia. Jadi, setiap pemuda yang telah dijamah oleh anugerah Kristus sejatinya sedang hidup dalam realitas Yesaya 60---terang Allah kini bersinar dari dalam dirinya.

Sobat obor, inilah saatnya bagi setiap pemuda Kristen untuk benar-benar bangkit dan menjadi terang. Bukan dengan kekuatan sendiri, bukan dengan popularitas, melainkan dengan hidup yang telah diterangi oleh Kristus. Dunia saat ini tidak kekurangan orang pintar, tetapi kekurangan orang yang bercahaya karena kebenaran. Bangkit berarti meninggalkan dosa, kemalasan, dan kompromi moral. Menjadi terang berarti berani hidup jujur, setia, dan berintegritas di tengah budaya yang gelap. Jadilah pemuda yang berani menolak arus pragmatisme, yang tidak menjual imannya demi penerimaan sosial. Terang Allah dalam dirimu seharusnya terlihat dalam kasihmu kepada sesama, dalam kesetiaanmu di pelayanan, dan dalam keputusan hidup yang mencerminkan takut akan Tuhan. Ketika dunia menertawakan kekudusan, biarlah engkau tetap berdiri tegak sebagai saksi bahwa anugerah Allah lebih kuat daripada godaan dunia. Sobat Obor, bangkitlah! Engkau tidak lagi hidup dalam kegelapan karena Kristus telah menyinarimu. Jadikan hidupmu lentera bagi teman-temanmu yang tersesat. Sebab terangmu bukan milikmu sendiri-itu adalah kemuliaan Tuhan yang terbit atasmu, untuk dilihat bangsa-bangsa, dan untuk membawa banyak jiwa datang kepada Sang Terang Sejati. Amin.