"Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya. Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu."
— Amsal 4:8-9
HIKMAT YANG MENGANGKAT DAN MEMAHKOTAI
Sobat Obor,
Pernahkah kamu melihat seseorang yang merawat tanaman bunga dengan penuh kasih? Ia menyirami, menyiangi, memberi pupuk, bahkan melindungi dari hama. Setelah waktu berjalan, tanaman itu bertumbuh indah dan mengeluarkan bunga yang menawan. Demikian juga hidup pemuda yang memelihara hikmat. Amsal 4:8-9 berkata, "Junjunglah dia, maka ia akan meninggikan engkau, engkau akan dipermuliakannya, apabila engkau memeluknya. Ia akan mengaruniakan karangan bunga yang indah di kepalamu, dan memberikan mahkota yang indah kepadamu."
Sobat obor, secara teologis ayat ini menunjukkan bahwa hikmat bukan hanya melindungi, tetapi juga memuliakan. Kata "meninggikan" dan "memahkotai" menggambarkan kehormatan yang datang dari Allah, bukan dari manusia. Hikmat membawa hidup kita pada kemuliaan yang sejati, bukan sekadar prestasi lahiriah. Karangan bunga dan mahkota adalah simbol kemenangan, sukacita, dan kehormatan. Hal ini menegaskan bahwa orang yang memeluk hikmat akan menerima hidup yang berharga di mata Tuhan. Bukan berarti hidup tanpa tantangan, tetapi hikmat menuntun kita melewati semua dengan kemenangan yang mulia.
Sobat obor, dalam realita, banyak pemuda mencari kehormatan dengan cara cepat: pamer di media sosial, mengejar pengakuan, atau mencari validasi dari orang lain. Namun itu hanya kemuliaan semu yang cepat pudar. Firman Tuhan menegaskan bahwa kemuliaan sejati datang dari hikmat yang kita peluk dengan setia. Ketika kita mengutamakan firman, hidup kita akan ditinggikan oleh Tuhan, bahkan ketika orang lain meremehkan. Hikmat memahkotai hidup kita dengan integritas, karakter, dan sukacita yang tidak bisa diberikan dunia. Mari kita peluk hikmat dengan sepenuh hati, dan biarkan hidup kita dimuliakan oleh Tuhan sendiri. Amin.