Janganlah Membelokkan Hukum Tetapi Hormati Dan Hargai Hak-Hak Manusia
Sahabat-sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan!
Hukum adalah panglima tertinggi. Siapa pun harus tunduk pada hukum yang adalah dasar utama dan tertinggi mengatur segala aspek kehidupan. Tidak seorang pun yang kebal hukum. Tema perenungan firman minggu ini adalah “Jangan Membelokkan Hukum Tetapi Hormati dan Hargai Hak- hak Manusia.” Kata “membelokkan” dalam bahasa Ibrani adalah nātāh (נָטָה) yang juga berarti: menyimpang, memalingkan dari jalan lurus. Contoh: Hakim menerima suap lalu menjatuhkan vonis yang tidak sesuai fakta; Pemimpin memihak kepada orang kuat atau kaya, bukan pada kebenaran. Kesaksian palsu memengaruhi keputusan pengadilan; Yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan.
Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan!
Keluaran 23:1-13 adalah bagian dari hukum-hukum sosial dan moral yang diberikan Allah kepada bangsa Israel melalui Musa, sebagai kelanjutan dari hukum-hukum dalam pasal sebelumnya. Keluaran 21-23: Disebut Kitab Perjanjian (Book of the Covenant), yaitu hukum-hukum tambahan yang menjabarkan aplikasi praktis dari’Sepuluh Perintah Allah dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan keagamaan Israel. Tujuan hukum-hukum ini untuk membentuk umat yang adil, berbelas kasih, dan setia kepada Allah. Namun hukum-hukum itu bukan sekadar legalistik, melainkan menekankan karakter Allah, yaitu Allah yang suci, adil, penuh kasih, dan terutama peduli terhadap kaum lemah.
Manusia memiliki kecenderungan untuk berdusta, oleh sebab itu bangsa Israel sebagai umat pilihan Tuhan dilarang menyebarkan fitnah, kesaksian palsu, karena dapat menghancurkan keadilan. Tuhan juga menghendaki kita sebagai P/KB GMIM memiliki integritas pribadi dan sosial. Walaupun kekuatan ada pada mayoritas orang, namun tiap orang umat Tuhan harus tetap menjunjung kebenaran. Hal ini merupakan waming atau peringatan dalam hal berdemokrasi, jangan sampai kebenaran dan keadilan diabaikan hanya dengan label demokrasi suara terbanyak.
Firman Tuhan ini juga mengingatkan bahwa keadilan harus netral, tidak boleh memihak karena belas kasihan semata. Hukum harus berlaku adil, tidak bias. Penegakan hukum tidak boleh pandang bulu. Ayat 6 memperingatkan agar tidak mendiskriminasi orang miskin, artinya keadilan harus ditegakkan baik terhadap yang miskin maupun yang kaya.
Menarik ayat 4-5; pola pikir dan sikap bangsa Israel ingin diubah secara radikal oleh Allah. Sifat Allah pengasih dan penyayang benar-benar konsisten dan klimaksnya pada ajaran Tuhan Yesus: “kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Matius 5:44). Untuk itulah maka P/KB harus memiliki karakter atau sifat-sifat pengasih; suka menolong orang lain tanpa membeda-bedakan. Musuh sekalipun harus dibantu saat membutuhkan.
Kemudian di ayat 7-8, Allah menuntut kebenaran dan keadilan mutlak. Tidak boleh membiarkan orang tidak bersalah dihukum hanya karena tekanan atau keuntungan pribadi. Suap merusak keadilan, menutup mata terhadap kebenaran, dan merusak integritas pengadilan atau pemimpin. Inilah fakta dan realitas yang masih terus terjadi dewasa ini. Kondisi memprihatinkan ini menuntut perubahan radikal bukan semata- mata institusi melainkan dari setiap insan umat manusia yang harus berintegritas di hadapan Allah. Takut berbuat apa yang jahat, tapi berani berbuat apa yang benar; jujur, tulus dan setia pada kebenaran. Marilah kita P/KB GMIM membangun integritas itu, mulai dengan bersikap jujur, tulus, dan setia dalam keluarga dan pekerjaan kita masing-masing.
Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan!
Ayat 9-12 hendak mengarahkan mengarahkan umat Tuhan termasuk P/KB GMIM agar berempati dan memperlakukan orang asing dengan adil dan manusiawi. Kita sebagai umat Tuhan tidak boleh rakus dan serakah tapi memiliki kepedulian sosial dan lingkungan. Perintah menjunjung tinggi hukum bukanlah sekadar menerapkan hukum demi hukum itu sendiri tetapi dalam paradigma mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia berupa sikap-sikap menghormati dan menghargai hak-hak manusia, siapa pun dia, bahkan musuh sekalipun.
Kemudian ayat 13. Last but not the least (terakhir tapi tak kalah penting); bangsa Israel harus memusatkan ibadah hanya kepada Tuhan Allah. Dewasa ini kekuatan dunia bisa membuat kita tidak lagi sepenuhnya mengandalkan Tuhan, sebab itu kita harus berhati-hati. Selalu berdoa dan membaca firman Tuhan. Ingatlah tujuan hidup di dunia ini adalah untuk memuliakan Tuhan dan menjadi alat kesaksian serta saluran berkat-Nya. AMIN.
Pertanyaan untuk PA:
- Apa pemahaman saudara mengenai penerapan hukum dan hak-hak manusia menurut bacaan Alkitab saat ini?
- Bagaimana cara membangun karakter berintegritas dalam kehidupan orang percaya termasuk P/KB dan keluarga?