RHK GMIM
MENU
RHK GMIM 16 Oktober 2025

RHK GMIM 16 Oktober 2025

Lukas 8:8, Benih yang Jatuh di Tanah yang Baik

"Dan sebagian jatuh di tanah yang baik; dan setelah tumbuh, ia berbuah seratus kali lipat. Setelah mengatakan hal-hal itu Yesus berseru: 'Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!'"

— Lukas 8:8

Benih yang Jatuh di Tanah yang Baik

Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.

Lembaga agama berperan penting membentuk keyakinan individu, nilai-nilai dan cara hidup. Bagi orang Kristen firman Tuhan Allah melahirkan keyakinan iman, arah dan tujuan hidup. Namun, ada orang kristen memilih murtad dari keyakinan imannya dan mengambil jalan yang berbeda. Kata "murtad" artinya: "berputar ke belakang, berbalik arah, membuang iman." Kemurtadan adalah tindakan menjauh, mengingkari dan meninggalkan kepercayaannya. Murtad seringkali digunakan untuk menyebut orang-orang yang meninggalkan agama yang lama dan masuk ke agama yang baru atau seseorang yang meninggalkan atau melepaskan iman yang lama dan menerima iman yang baru. Pertanyaan kepada kita: Mengapa orang menjadi murtad?

Firman Tuhan Allah saat ini, mengisahkan tentang benih yang ditabur dan jatuhnya di tanah yang berbatu-batu. Tanah yang berbatu-batu melambangkan mereka yang menerima Firman Allah, tetapi tidak pernah memahaminya secara mendalam dan tidak pernah menyadari konsekuensinya, karenanya mundur dan jatuh ketika badai pencobaan datang. Hal ini memberi gambaran tentang mereka yang setelah mendengar firman-Nya, menerimanya dengan gembira (sukacita), tetapi mereka itu tidak hidup berakar dalam Firman Tuhan Allah. Mereka hanya percaya sebentar saja dan ketika dalam masa pencobaan mereka murtad (Yun. apostasia: pembelotan, pemberontakan). Mereka menjadi percaya tetapi kemudian murtad karena gagal melawan pencobaan (pergumulan dan penderitaan). Seorang murtad adalah orang yang pernah mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat tetapi meninggalkan dan mengingkari-Nya.

Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.

Firman Tuhan Allah saat ini mengajarkan kepada kita bahwa kesetiaan pada firman tidak diukur hanya saat dalam keadaan baik, tetapi diuji ketika menghadapi penderitaan, godaan atau tantangan. Jangan menjadi orang yang menerima firman dengan sukacita tetapi tidak mendalam, tidak mengakar karena hal seperti itu menunjukkan iman yang dangkal, rapuh dan bisa hanyut terbawa arus. Kehidupan kita selalu diperhadapkan dengan godaan dan permasalahan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Tanpa akar (kedalaman, ketekunan, disiplin rohani), iman mudah layu dan gugur. Fatalnya membuat orang percaya mundur dan meninggalkan iman. Janganlah kita menyerah, apalagi murtad. Mari kita berjuang untuk mengeluarkan batu-batu pencobaan dari kehidupan kita.

Sebagai keluarga Kristen, marilah sebagai orangtua kita perkokoh iman kepada Yesus Kristus dengan setia berdoa dan merenungkan firman-Nya serta menanamkan firman-Nya kepada anak cucu. Amin.

Doa

Ya Tuhan Allah mampukan kami untuk berjuang mengalahkan pencobaan-pencobaan yang datang silih berganti menekan hidup. Tolong kami agar iman kami berakar kokoh sehingga terhindar dari kemurtadan. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.