"Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh di tengah semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekhawatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan tulus, dan mereka bertekun sampai berbuah."
— Lukas 8:11-15
Firman yang Ditanamkan dalam Hati yang Baik dan Tulus
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Tanah merupakan salah satu sumber daya yang berperan penting terhadap keberlangsungan hidup organisme. Fungsi tanah tidak hanya sebagai tempat bertumbuhnya tanaman, penyedia unsur hara, tetapi juga berfungsi sebagai salah satu bagian dari ekosistem. Tanah berfungsi sebagai faktor produksi yang sangat penting, sering disebut faktor produksi asali. Walaupun saat ini tanah telah mengalami krisis dengan adanya pencemaran. Maka dengan rusaknya tanah, juga akan merusak produksi dan keberlangsungan hidup organisme.
Firman Tuhan Allah saat ini, menegaskan bahwa ketika benih yang ditabur jatuh di tanah yang baik yakni tanah yang bagus, subur, banyak air dan penuh unsur hara. Tanah yang lapisannya bersih dan dipersiapkan dengan baik, maka benih itu tumbuh subur dan berbuah seratus kali lipat, ay.8 (bdk.Mat.13:8, Mark.4:8, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat). Hasil panennya melimpah merupakan bukti kekayaan tanah. Tanah yang baik adalah metafora mereka yang mendengar dengan perhatian (menyimak dan memahami) setiap Firman yang disampaikan, ia menyimpannya dalam hati yang baik (bersih; kudus) dan mengeluarkan buah dalam ketekunan. Mengeluarkan buah dalam ketekunan menunjukkan bahwa untuk berbuah, seseorang harus berjuang keras. Dalam hal ini, untuk bertekun seseorang harus berusaha agar dapat bertahan dalam menghadapi tekanan, sebab Iblis berusaha agar iman orang percaya tidak berbuah.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Metafora tanah yang baik inilah yang Yesus Kristus inginkan bagi orang percaya yaitu; mendengar firman, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan. Orang percaya yang menerima dan menaati Firman Tuhan Allah dengan benar menghasilkan pertobatan yaitu perubahan sikap (tingkah laku) dan melakukan kehendak-Nya. Itulah gambaran benih yang jatuh di tanah yang baik. Orang percaya yang menyenangkan Yesus Kristus adalah orang yang mendengarkan Firman dengan penuh perhatian, memahami, melakukannya dan secara konsisten tekun bertumbuh menjadi dewasa, sehingga menghasilkan buah. Tanah yang baik selalu menghasilkan buah yang berlimpah. Sebagai keluarga Kristen, marilah kita terus membersihkan ladang hati yang selalu siap dan terbuka ditanami firman-Nya agar menghasilkan buah dalam kehidupan sehingga hidup kita diberkati dan Yesus Kristus dimuliakan. Amin.
Doa
Ya Tuhan Allah, mampukan kami untuk terus membersihkan ladang hati untuk siap dan terbuka ditanami dan ditumbuhkan firman-Mu. Sehingga kami dapat menjadi teladan dalam berpikir, berkata dan bertindak sesuai dengan Firman-Mu. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.