"Kata Yesus kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa."
— Yohanes 8:34
Pembuat Dosa Adalah Hamba Dosa
Keluarga Kristen yang dikaisihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Hamba (Yun. Doulos) artinya budak. Hidup seorang budak sangat ditentukan oleh tuannya. Budak tidak punya kuasa atas dirinya sendiri, tetapi sepenuhnya bergantung pada pemiliknya. Budak tidak bisa membebaskan dirinya. Untuk dapat lepas, seorang budak harus ditebus. Demikianlah kondisi manusia yang menjadi hamba dosa. Ia sepenuhnya budak dosa.
Penegasan Yesus Kristus, "Sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa", hendak menyatakan kondisi manusia yang terhukum tanpa peluang bebas. Manusia tidak punya kuasa atas dirinya, juga tak mampu melepaskan diri dengan kekuatannya sendiri. Manusia butuh penebusan yang membuat ia terlepas dari perbudakan tersebut. Inilah yang dikerjakan Yesus Kristus di salib. Menebus manusia. Membebaskan dari dosa. Dengan kata lain, di luar Yesus Kristus, tidak ada kemerdekaan. Tanpa Yesus Kristus, tidak ada keselamatan.
Sebagai keluarga Kristen, kita bersyukur atas tindakan Tuhan Allah yang memerdekakan. Rasa syukur ini hendaknya membawa kita pada respon yang benar atas kasih karunia-Nya, yakni hidup dalam pertobatan. Bertobat (Yun. Metanoeo) artinya berbalik meninggalkan dosa. Penebusan harus direspon dengan pertobatan. Dengan begitu, kita tidak lagi menjadi hamba dosa melainkan anak Allah. Sungguh keliru apabila seseorang yang telah ditebus dari dosa memilih tetap hidup dalam dosa. Sebab setiap orang yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Tanpa pertobatan, penebusan menjadi sia-sia. Firman Tuhan dalam Alkitab menyatakan dengan tegas upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Dosa memisahkan manusia dari Tuhan Allah, yang adalah sumber kehidupan dan keselamatan.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Sebagai orang yang telah ditebus dan diselamatkan, kita dikuduskan-Nya dan beroleh hidup kekal. Kita dipanggil untuk bersaksi tentang Tuhan Allah supaya orang lain juga menjadi percaya dan diselamatkan. Membawa orang lain datang pada Tuha i Allah merupakan tanggung jawab yang harus dimulai dari keluarga. Dalam relasi suami dan istri, keduanya saling menguatkan dan mendorong agar dapat membangun rumah tangga yang mengasihi Tuhan Allah. Juga dalam hubungan orangtua dan anak, pengajaran tentang firman Tuhan ditanamkan. Pekerjaan yang digeluti orangtua tidak boleh menjadi alasan lalai mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak. Pengenalan akan Tuhan Allah harus bertumbuh dalamkeluarga, sehingga orangtua dan anak bersama-sama hidup takut akan Tuhan.
DOA
Ya Tuhan Allah, terima kasih atas kasih karunia-Mu yang menebus dan menyelamatkan kami. Mampukanlah kami untuk hidup dalam pertobatan sehingga dapat membangun kehidupan keluarga yang takut akan Engkau. Amin.