"Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku."
— Yohanes 8:17-18
Tuhan Yesus diutus oleh Allah
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Utusan adalah orang yang diutus untuk tugas tertentu; duta atau wakil. Dalam Perjanjian Lama, utusan adalah orang-orang yang ditugasi ke bangsa-bangsa lain untuk tugas khusus untuk mengucapkan selamat (1 Raj.5:1, 2 Sam.8:10), memohon sesuatu (Bil.20:14), membuat persekutuan (Yos 9:4), atau sebagai protes terhadap suatu kesalahan (Hak.11:12). Dalam Perjanjian Baru, utusan adalah orang yang diutus Yesus Kristus untuk mewakili Kerajaan-Nya di dunia, yakni para pemberita Injil (2 Kor 5:20). Paulus menggambarkan dirinya sebagai utusan Yesus Kristus (lih.Ef.6:20). Utusan Tuhan Allah adalah individu atau sekelompok orang yang membawa kuasa dari yang mengutus untuk menyampaikan dan menyaksikan sesuatu.
Keluarga kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Firman Tuhan saat ini, merangkan konfirmasi Yesus Kristus tentang kesaksian-Nya benar menurut kitab Taurat. "... bahwa kesaksian dua orang adalah sah:..." (bdk. Ul.19:15). Hal ini mempertegas bahwa tidak sembarang mempercayai sesuatu harus ada minimal 2 saksi. Dalam Perjanjian Lama, saksi harus diperiksa dan kalau ternyata ia adalah saksi jahat/saksi palsu, harus dihukum (Ul.19:16-21) Kesaksian orang yang dituduh tidak diperbolehkan, sebab argumentasinya tidak sepenuhnya sah menurut hukum orang Yahudi. Dalam Kitab Bahasa Indonesia Sehari-Hari: "Tauratmu mengatakan bahwa jika dua orang sepakat tentang sesuatu, kesaksian mereka diterima sebagai fakta. Akulah saksi yang satu, dan Bapa yang mengutus Aku adalah saksi yang lain." Maka kesaksian Yesus Kristus benar ketika Bapa yang mengutus-Nya bersaksi juga tentang diri-Nya. Kesaksian Yesus Kristus adalah sah karena jati diri-Nya sebagai Allah. Persoalan muncul karena orang-orang Farisi berhenti pada Yesus Kristus yang historis hanya melihat sisi kemanusiaan-Nya dan tidak memahami bahwa Ia diutus Bapa.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Para utusan seringkah berbicara seolah-olah yang berbicara adalah atasan yang telah mengutus mereka. Para nabi pun demikian, berbicara seolah-olah mereka adalah Tuhan Allah itu sendiri. Di dalam beberapa kesempatan Yesus Kristus, selaku utusan, juga berbicara seperti itu (lih.Yoh.2:19). Begitu juga dalam keluarga, ketika orangtua dipanggil untuk menghadap pimpinan sekolah dan kebetulan mereka ada halangan, maka mereka bisa mengutus keluarga lain untuk mewakili orangtua. Kita pun sebagai orang keluarga Kristen diutus oleh Yesus Kristus untuk memberitakan Injil kepada dunia.(Mat.28:19). Yesus Kristus katakan dalam, "Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30) Sebagai sebagai keluarga Kristen marilah kita menjadi utusan Yesus Kristus untuk menyampaikan Injil kebenaran, mulai dari dalam keluarga lalu kepada banyak orang. Amin.
Doa
Ya Tuhan Allah, mampukan kami agar setia kepada-Mu dan bersedia diutus untuk memberitakan Injil kepada dunia. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.