Lihat Rajamu Datang Kepadamu, Ia Adil dan Jaya
Ibu-ibu yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Kita semua pasti setuju bahwa hidup ini tidaklah mudah untuk dijalani. Realita menyatakan bahwa ada sukacita dan dukacita, ada keberhasilan dan kegagalan, dan sebagainya, silih berganti mewarnai kehidupan kita. Di masa-masa sulit dan terpuruk, kita pasti mengharapkan seseorang untuk dapat menolong. Ketika lama waktu berlalu dan belum juga datang pertolongan, sering kali harapan itu pupus dan kita mengambil langkah yang kemudian disesali. Namun, ketika kita mendengar berita tentang kehadiran atau kedatangan penolong tersebut, itu pastilah menumbuhkan pengharapan bahwa situasi sulit yang sementara dihadapi akan berubah menjadi lebih baik.
Ibu-ibu yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Teks bacaan kita ini, Zakharia 9:9-17 ditulis bagi umat yang telah pulang dari pembuangan dan sedang menghadapi banyak tantangan dan pergumulan. Pembangunan kembali Bait Suci, tuntutan kekudusan hidup religius, tekanan pemerintah atau pemimpin yang tidak memiliki kepercayaan yang sama, dan sebagainya. Mereka kesulitan untuk membangun kehidupan di tengah konteks yang tidak semuanya bersikap positif. Dalam situasi ini, umat sungguh mengharapkan pembaruan situasi. Mereka menantikan penolong yang akan membarui kehidupan mereka.
Bacaan ini jelas mengajak umat untuk "bersorak-soraklah... bersorak-sorailah" (ayat 9) [Ibr: gili... hari'i). Kedua kata Ibrani ini berarti: sorakan sukacita, sorakan untuk berperang, dan sorakan kemenangan. Umat yang sedang terpuruk itu diajak untuk bersorak karena Raja mereka (Ibr: malkkek dari malak) "datang kepadamu" (Ibr: yabo' lak). Raja mereka yang datang itu "adil dan jaya" (Ibr: tsaddiq wenosa'). Hal yang menarik adalah kata Ibrani yang diterjemahkan Jaya adalah kata kerja nosa' dalam bentuk Nifal Partisip yang artinya: menolong, melepaskan, menyelamatkan. Jadi artinya: Raja yang datang itu adil dan sementara menyelamatkan. Selain itu, Raja itu "lemah lembut" (Ibr: 'ani, artinya humble [rendah hati]). Pernyataan mengendarai seekor keledai, menegaskan kerendahan hatinya itu. Raja ini maksudnya adalah Tuhan Allah, yang datang untuk menolong dan menyelamatkan mereka.
Raja ini datang karena: Dia mengingat perjanjian-Nya (ayat 11) dan karena umat-Nya seperti domba dan permata mahkota yang berkilau (ayat 16). Perjanjian ini merujuk pada perjanjian Tuhan Allah dengan leluhur Israel. Dia adalah Allah yang setia pada janji-Nya. Meskipun umat telah berdosa, Dia sekali-kali tidak melupakan mereka. Memang benar umat dihukum karena dosa pemberontakan mereka, namun kini, Tuhan Allah datang untuk menyelamatkan mereka. Demikian pula, dengan menyatakan umat-Nya seperti domba dan permata mahkota yang berkilau, merujuk pada umat yang rentan, tak bersalah, dan berharga bagi Tuhan. Umat Allah seperti domba yang bergantung kepada gembalanya. Umat Allah seperti permata yang berharga dan mahal harganya. Oleh karena itulah maka ketika Tuhan Allah datang, Dia akan:
Melenyapkan perang. Kata Ibrani wenikretah dari karat artinya: memotong, memutus, membelah.
Memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Kata damai di sini menggunakan kata Ibrani syalom, artinya: kesuksesan, kelimpahan, kesehatan, damai, kebaikan, keturunan, dan keselamatan. Tuhan Allah, Raja Israel itu akan memberitakan syalom bukan hanya kepada umat-Nya melainkan juga kepada bangsa-bangsa yang lain. Dia melakukannya karena Dia adalah Tuhan semesta alam (Ibr: Yahwe Tsebaot) yang berkuasa atas seluruh alam semesta, atas umat-Nya Israel dan atas seluruh bangsa yang ada di dunia ini.
Melindungi umat-Nya. Kata Ibrani yagen artinya: melindungi, membela, memagari.
Menyelamatkan umat-Nya. Kata Ibrani wehosi'am dari yasa' berarti menolong, melepaskan, menyelamatkan.
Memberkati umat-Nya dengan mengaruniakan kelimpahan dan keturunan. Hal ini dinyatakan dalam ayat 22: anak laki-laki dan anak-anak perempuan serta gandum dan anggur.
Berita ini jelas membangkitkan semangat umat yang sementara terpuruk. Bukankah semua yang dilakukan Tuhan Allah kepada umat-Nya adalah karya keselamatan yang mendatangkan sukacita dan syukur? Oleh karena itu, dapatlah dipahami mengapa umat diminta untuk bersorak-sorak.
Ibu-ibu yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Saat ini kita sementara ada di Minggu Adven ketiga, masa ketika kita sedang menantikan kedatangan Yesus Kristus baik kedatangan-Nya sebagai bayi Yesus maupun kedatangan-Nya sebagai Hakim yang adil di masa depan. Kiranya bacaan kita ini, menolong kita untuk percaya bahwa Tuhan Allah akan sungguh-sungguh datang dan mengerjakan karya selamat-Nya yang ajaib itu bagi kita. Meskipun saat ini kita harus menghadapi banyak tantangan dan pergumulan, tetapi sesungguhnya kasih setia Tuhan Allah tetap ada bagi kita. Oleh karena itu, marilah tetap menaruh percaya kepada Dia, Tuhan dan Raja kita yang akan datang. Jangan mengandalkan kekuatan-kekuatan lain di luar Dia. Jangan percaya kepada segala ajaran-ajaran yang seakan-akan berbicara tentang Tuhan Allah dan waktu kedatangan-Nya, padahal semua itu hanya akan menyesatkan dan sia-sia.
Marilah kita menyambut kedatangan-Nya dengan sorak-sorai sukacita dan kemenangan. Sebab, Dia yang datang itu adalah Juruselamat kita!
Pertanyaan untuk Diskusi
- Siapakah Raja yang akan datang bagi umat Allah menurut teks Zakharia 9:9-17?
- Apa yang akan Tuhan Allah lakukan bagi umat-Nya?
- Bagaimana sepatutnya sikap kita dalam menyambut kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia ini?