Upus Ni Mama
MENU
Upus Ni Mama WKI GMIM 2-8 November 2025

Peroleh dan Peliharalah Hikmat

Upus Ni Mama WKI GMIM 2-8 November 2025

Pembacaan Alkitab: Amsal 4:1-9

Peroleh dan Peliharalah Hikmat

Wanita/Kaum Ibu yang dikasihi dan diberkati Tuhan

Di masa lampau, Israel pernah mengalami masa kejayaan, masa keemasan dengan hidup dalam kemakmuran. Ketika itu, budaya masyarakat Israel sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai kebijaksanaan atau hikmat. Mereka sangat menghargai nasehat yang bijaksana untuk mengambil keputusan dalam kehidupan. Raja Salomo sebagai raja di masa itu terkenal dengan kebijaksanaannya namun mereka memandang bahwa Tuhanlah sumber kebijaksanaan dan petunjuk hidup yang benar.

Kitab Amsal berisi banyak pengajaran yang bertujuan memberikan nasehat praktis untuk kehidupan yang bijaksana, saleh, bertanggungjawab kepada Tuhan dan sesama. Kitab Amsal memberikan panduan etik moral yang penting dalam kehidupan setiap hari, supaya orang hidup jujur, adil, benar dan taat kepada hukum Tuhan serta bijaksana dalam menyikapi berbagai keadaan hidup yang dialami. Kata Amsal sendiri dalam bahasa Ibrani mengandung arti "ucapan orang bijak, perumpamaan atau peribahasa.

Wanita/Kaum Ibu yang dikasihi dan diberkati Tuhan

Bacaan Alkitab kita saat ini menekankan pentingnya hikmat sebagai hal mendasar untuk memperoleh kehidupan yang baik. Hikmat adalah pengetahuan atau kecerdasan yang bersumber dari takut akan Tuhan, yang memampukan seseorang mengambil keputusan yang tepat, hidup benar dengan beretika moral sebagaimana kehendak Tuhan. Jadi orang berhikmat bukan sekedar memiliki kemampuan intelektual yang tinggi dengan tingkat kecerdasan yang baik, dan keterampilan yang mengagumkan, tetapi terutama kehidupannya yang takut akan Tuhan yang membuatnya memiliki pola hidup yang baik, benar dan bertanggungjawab.

Sebab apalah artinya berilmu, pintar dan cerdas tapi tidak hidup takut akan Tuhan. Hikmat adalah anugerah Tuhan, diperoleh dalam hubungan yang erat dan benar dengan Tuhan bukan hasil usaha sendiri. Tuhanlah sumber hikmat dan Tuhanlah yang mengaruniakannya kepada manusia. Dari bagian Alkitab ini pengamsal mau menekankan tentang peran pendidikan orang tua dalam kehidupan anak-anak dan peran anak-anak dalam mendengarkan nasehat dan didikan orang tua. Suatu hubungan timbal balik yang penting untuk mendapatkan tujuan yang diharapkan.

Tidak hanya orang tua yang memberi didikan tetapi juga anak-anak yang mau menerima didikan. Ini penting dalam proses menanamkan budi pekerti, moral dan karakter yang baik. Ayat awal bacaan ini berisi seruan agar anak-anak mendengarkan dan memperhatikan didikan ayah. Didikan yang bersumber dari kehidupan yang takut akan Tuhan memunculkan pengertian yang benar tentang kehidupan dan ketika pengajaran itu dipegang dan menjadi bagian hidup maka berkat yang indah akan dialami sebagaimana dikatakan di ayat 9 "Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakan kepadamu".

Wanita/Kaum Ibu yang dikasihi dan diberkati Tuhan

Dunia di mana kita hidup dan berada mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Nilai-nilai kehidupan yang santun, beretika di mana orang akan merasa malu untuk melakukan hal-hal yang tidak baik semakin bergeser. Kejahatan semakin marak terjadi. Keluarga yang harusnya saling mengasihi, suami istri orang tua anak serta kakak adik yang harusnya hidup rukun dan damai saling membangun dalam kasih malahan menjadi pelaku-pelaku kejahatan. Suami membunuh istri hanya karena cemburu, istri memberi racun di makanan suaminya hanya karena suaminya berselingkuh. Ayah memperkosa anak kandungnya, kakak berlaku amoral pada adiknya.

Harta warisan yang harusnya mendatangkan kesejahteraan malahan menjadi awal kehancuran karena keserakahan, maunya menang sendiri, individualistis, iri dan dengki terutama karena roh takut akan Tuhan yang memberi hikmat untuk menyikapi keadaan telah tersingkirkan. Pergaulan yang buruk semakin merusakkan kebiasaan yang baik. Persahabatan seolah tidak bernilai, kecurangan, tipu daya, mencari keuntungan yang tidak sewajarnya tanpa peduli orang menderita semakin nampak. Bukan lagi hanya berita di media tentang rasa peri kemanusiaan yang makin terkikis dan kebengisan yang semakin nampak tetapi itu telah terjadi di sekitar kita.

Cinta kasih, belas kasihan, rasa kemanusiaan, sepenanggungan, kegotongroyongan dengan sikap sepenanggungan makin digantikan dengan kepentingan diri sendiri. Ketika dilakukan cek and ricek ternyata banyak orang Kristen yang menjadi pelakunya. Rajin beribadah, tekun bergereja, aktif dalam pelayanan, sibuk dengan aktivitas kerohanian ternyata belum sepenuhnya menjamin kehidupan yang baik dan benar. Mengapa? Karena semua sekedar tradisi atau kebiasaan saja. Bukan sungguh-sungguh didorong oleh iman bahwa beribadah adalah panggilan iman karena di dalamnya setiap orang Kristen akan dibentuk dan diperlengkapi dengan pengajaran untuk hidup takut akan Tuhan.

Di sinilah peran kita sebagai orang tua, sebagai ayah dan ibu sangat penting. Firman Tuhan ini mengingatkan kita tentang tanggungjawab dari Tuhan bagi kita untuk mendidik, mengajar terutama meneladankan hal-hal yang benar, prinsip hidup takut akan Tuhan bagi anak-cucu. Memang ada anak-cucu yang menerima dan melakukan didikan orang tua tetapi ada anak yang bebal, durhaka, yang jahat kepada orang tua. Berbagai cara dilakukan supaya mereka bertobat. Tetapi bagaimanapun keadaan anak-cucu kita mereka tetap adalah tanggungjawab kita. Tuhan juga akan meminta pertanggungjawaban kita atas cara kita mengajarkan kehendak Tuhan pada mereka.

Kasihilah mereka, didiklah mereka dan doakanlah anak cucu kita supaya beroleh hikmat Tuhan dan memeliharanya dalam kehidupan seumur hidup. Amin.

Pertanyaan untuk Diskusi

  1. Mengapa penting untuk "peroleh dan pelihara hikmat Tuhan"?
  2. Apa peran kita sebagai ibu yang berhikmat bagi anak-cucu kita agar mereka siap menghadapi realitas dunia dengan tetap hidup takut akan Tuhan?

Bagikan: