Istri yang Takut Akan Tuhan
Ibu-ibu yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Dalam dunia yang semakin menilai wanita dari penampilan luar, Alkitab memberikan pandangan yang berbeda, bahwa nilai sejati seorang wanita, seorang istri tidak terletak pada kecantikan fisiknya, tetapi pada sikap hatinya yang takut akan Tuhan. Tema perenungan Firman Tuhan pada minggu yang berjalan ini: ISTRI YANG TAKUT AKAN TUHAN, dari pembacaan Alkitab Amsal 31:10-31. Menjadi seorang istri yang ideal sebagaimana digambarkan dalam pembacaan Alkitab ini, tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri di era yang modern ini, di mana banyak perempuan kini berperan dalam pembangunan bangsa dan masyarakat serta berlaku di berbagai bidang; Seperti di bidang pendidikan, di bidang ekonomi, dunia politik, dunia medis, dan banyak peran lainnya, mengharuskan wanita berkarir di luar rumah, sehingga waktunya di rumah menjadi sangat berkurang. Kriteria seperti apakah menjadi istri idaman yang dipuji-puji? Mari kita melihat perkataan ibu Lemuel, raja Masa dalam teks bacaan Alkitab kita pada minggu ini.
Ibu-ibu yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Amsal 31:10-31 menggambarkan sosok seorang istri yang "cakap" dan keberhargaannya lebih dari pada materi. Seperti apakah istri yang demikian? Pertama, istri yang berhasil menumbuhkan kepercayaan suami terhadapnya, kehadirannya membuat suami tidak kekurangan keuntungan dan suami tidak dijahati, malah menerima kebaikan istri sepanjang hidupnya. Kedua, istri yang terampil, pandai mengatur dan mengelola pekerjaan dalam rumah tangga, ia wanita mandiri yang juga berpenghasilan, membeli ladang dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanami (ayat 16). Tentang pendapatan dari hasil pekerjaannya ayat 24 mencatat ia membuat pakaian dari lenan dan menjualnya. Selanjutnya ia juga memiliki sikap hati yang peduli pada orang tertindas dan miskin (ayat 20).
Penjelasan tentang istri yang terampil, dalam ayat 13 ditulis, ia mencari bulu domba dan rami dan senang bekerja dengan tangannya. Bulu domba dan rami adalah bahan yang digunakan untuk membuat pakaian. Bulu domba bahan dasar Wol (Wool), digunakan untuk sweater, jas, syal, kaus kaki dan pakaian musim dingin. Sedangkan rami adalah bahan yang digunakan untuk membuat kemeja, gaun musim panas, kain rumah tangga (seperti taplak meja), dan campuran tekstil lainnya. Bahannya kuat, tahan lama, berkilau, dan menyerupai linen. Dengan tangan sendiri seorang istri yang cakap mengerjakan bahan-bahan tersebut. Lalu pada musim salju tidak ada ketakutan karena seisi rumah berpakaian rangkap. Pakaian istri dari permadani, lenan halus dan kain ungu (ayat 21-22).
Tanggung jawab lainnya, bangun masih malam, menyediakan makanan untuk seisi rumah dan membagi-bagi tugas kepada pelayan-pelayan. Jadi istri di sini digambarkan menjadi teladan, bukan hanya di dalam rumah, tetapi juga di tengah masyarakat. Ada pepatah yang berkata, bahwa di balik seorang pria yang berhasil, ada seorang wanita yang kuat, ayat 23 mengisahkan tentang suaminya yang dikenal di pintu gerbang. Pintu gerbang pada zaman Alkitab, khususnya di Israel, memiliki peran yang sangat penting, baik secara fungsional, sosial, politik, maupun religius. Pintu gerbang adalah bagian utama dari sistem pertahanan kota. Kota-kota zaman itu dikelilingi tembok, dan pintu gerbang adalah satu-satunya akses keluar masuk. Gerbang dijaga ketat oleh penjaga, terutama malam hari (bdk. Nehemia 7:3). Para tua-tua dan pemimpin kota duduk di sana untuk mengadili perkara, membuat keputusan hukum, atau menyaksikan transaksi penting (seperti jual beli tanah atau pernikahan). Juga menjadi tempat bagi nabi-nabi kadang menyampaikan pesan Tuhan Allah (Yeremia 17:19-20).
Selanjutnya dalam hal pengajaran, istri mengajar dengan lemah lembut, ia membuka mulutnya dengan hikmat. Ia juga mengawasi perbuatan rumah tangganya dan tidak membiarkan adanya kemalasan.
Ibu-ibu yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan Yesus
Klimaks dari seorang istri yang cakap mendapat pujian, ditulis dengan kalimat yang luar biasa pada ayat 28-31: "Anak-anaknya bangun dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia: Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua. Kemolekan adalah bohong, kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan Tuhan dipuji-puji!"
Ibu-ibu Tuhan, perenungan bagi kita, apakah kita telah menjadi ibu-ibu yang dapat dipercaya oleh suami? Apakah kehadiran kita membawa ketenangan dan berkat bagi keluarga? Apakah kita rajin bekerja, teratur mengelola rumah tangga dan menjadi saluran kasih Tuhan Allah bagi sesama? Mengajar anak-anak dengan lemah lembut, mendidik mereka agar tidak malas? Sekalipun kita bekerja di luar rumah sebagai guru, perawat, dokter, pegawai, pengusaha, pedagang, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya. Kita harus menjaga kepercayaan suami dan anak-anak. Juga tetap mengatur, mengelola rumah tangga dan membagi waktu dengan baik sehingga urusan-urusan rumah tangga tidak terabaikan. Ada ungkapan tentang kebersamaan keluarga bukan soal kuantitas atau jumlahnya, melainkan kualitasnya. Jadilah istri yang terbaik dari semua wanita dan ibu yang terbaik dari anak-anak. Tuhan Allah menginginkan kita menjadi istri yang takut akan Tuhan. Tuhan memberkati Firman-Nya dan terpujilah nama Tuhan Yesus. Amin.
Pertanyaan untuk Diskusi
- Apakah yang dimaksud: "Istri yang Takut Akan Tuhan" menurut Amsal 31:10-31?
- Bagaimanakah seorang istri dapat tetap menjadi istri yang dipuji anak-anak dan suami sekalipun ia banyak waktu di luar rumah karena profesinya?
- Apa yang dapat diprogramkan oleh Wanita/Kaum Ibu dalam rangka memperluas wawasan tentang peran sebagai istri dan sebagai ibu?