Obor Pemuda GMIM
MENU
Renungan Obor Pemuda GMIM, 10 November 2025 - Obor Pemuda GMIM

Renungan Obor Pemuda GMIM, 10 November 2025

IMAN DAN KASIH YANG NYATA

"Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku."

— Efesus 1:15–16

IMAN DAN KASIH YANG NYATA

Sobat Obor,

Pernahkah kamu menggunakan GPS untuk menuju suatu tempat? Kamu tahu tujuannya, tapi GPS juga menunjukkan jalan yang harus kamu lewati. Begitu juga dengan kehidupan orang percaya kepada Kristus. Mengenai iman dan kasih. Iman adalah tujuan, sedangkan kasih adalah jalan yang membuktikan bahwa kamu sedang menuju ke sana. Keduanya tidak bisa dipisahkan, sama seperti rute dan tujuan dalam sebuah perjalanan. Makanya ketika seorang menyebut diri beriman kepada Kristus, ia pasti menunjukkan kehidupan yang nyata dalam kasih.

Dalam suratnya, Rasul Paulus memuji jemaat di Efesus. Ia mengatakan, "Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, maka aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu." Perhatikan, Paulus tidak hanya mendengar tentang iman mereka, tetapi juga tentang kasih mereka. Iman mereka kepada Tuhan Yesus tidak hanya ada di dalam hati, tetapi juga terlihat dalam tindakan nyata, yaitu kasih kepada sesama orang percaya. Betapa mulianya sikap Paulus ini. Sebagai seorang rasul dan pemimpin, ia tidak merasa tersaingi ketika melihat perkembangan iman umat. Sebaliknya, ia meluapkan rasa syukur. Kadang, seorang pemimpin bisa merasa takut bila melihat jemaat yang dipimpinnya semakin pintar, semakin giat, atau bahkan lebih maju darinya. Sebaliknya Paulus. Ia bahkan bersyukur dan mengingat mereka dalam doa. Paulus menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati seorang pemimpin adalah melihat orang-orang yang dilayaninya bertumbuh dan berbuah. Dalam hal regenerasi kepemimpinan gereja khususnya pemuda GMIM, sikap seperti ini harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang juga pelayan. Iman yang sejati pasti akan berbuah kasih, sama seperti pohon yang sehat pasti menghasilkan buah yang baik. Jadi, mari kita renungkan, apakah iman kita sudah berbuah kasih yang nyata? Apakah iman kita terlihat dari bagaimana kita peduli, menolong, dan mengasihi teman-teman seiman kita? Amin.