"Bersorak-sorailah dengan sangat, hai puteri Sion! Berserulah dengan nyaring, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya, ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
— Zakharia 9:9
LIHAT RAJAMU DATANG KEPADAMU, IA ADIL DAN JAYA
Sobat Obor,
Pernahkah kita membayangkan seperti apa sosok raja yang ideal? Biasanya kita berpikir tentang seseorang yang datang dengan kemegahan, pakaian indah, pengawal di kanan-kiri, dan kuda yang gagah. Pasti itu yang kita pikirkan jika berbicara tentang seorang raja. Dan setiap kita juga mendambakan seorang raja atau pemimpin yang sejati. Seorang raja yang memerintah dengan keadilan, membawa kedamaian, dan memberikan pengharapan bukan hanya seorang raja atau pemimpin yang hanya memiliki sosok yang gagah, kuat dan memiliki pengawal yang banyak. Namun, pada kenyataannya atau realitanya sebaliknya: banyak pemimpin yang mengecewakan, banyak kekuasaan yang disalahgunakan, dan banyak hati yang kehilangan arah serta harapan.
Namun, firman Tuhan hari ini memperlihatkan sesuatu yang sangat berbeda. Dalam Zakaria 9:9 berkata: "Bersorak-sorailah dengan nyaring, hai puteri Sion! Bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya, ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda" Inilah gambaran tentang Raja yang berbeda dari raja dunia, Ia tidak datang dengan kekuatan senjata, tetapi dengan kerendahan hati, Ia tidak menaklukkan dengan pedang, tetapi dengan kasih dan damai. Raja itu ialah Yesus Kristus, Sang Mesias Raja damai.
Sobat obor, Nubuat Zakharia ini lahir dalam masa yang sulit. Ketika bangsa Israel pada waktu itu baru kembali dari pembuangan di Babel. Mereka lemah, kecewa, dan kehilangan arah. Dalam keadaan itu, Tuhan menumbuhkan kembali pengharapan mereka melalui pesan Zakharia dalam pembavaan kita ini. Dimana Zakharia menubuatkan tentang seorang Raja yang berbeda dari raja-raja dunia, Ia adil, artinya pemerintahan-Nya berdasarkan kebenaran Allah, bukan kekuasaan manusia, Ia jaya, artinya menang bukan karena kekerasan, tetapi karena kasih dan kebenaran-Nya. Namun, Raja ini datang dengan lemah lembut, bukan dengan kuda perang, melainkan dengan keledai. Yang menandakan simbol perdamaian dan kerendahan hati. Inilah gambaran Yesus Kristus ketika memasuki Yerusalem (Matius 21:5). Ia Raja yang menang melalui pengorbanan, bukan peperangan.
Raja yang dijanjikan ini datang untuk menghancurkan perang dan membawa damai sejati. Damai antara manusia dengan Allah, dan antara manusia dengan sesamanya, Ia memanggil umat-Nya yang terbuang sebagai "tawanan-tawanan pengharapan" (ay. 12). Artinya, sekalipun mereka masih dalam penderitaan, mereka memiliki pengharapan yang pasti dalam janji Allah. Zakharia menggambarkan Tuhan sebagai pahlawan yang maju berperang untuk umat-Nya. Ia menjadi pelindung, kekuatan, dan sumber sukacita bagi mereka. Raja yang adil dan jaya ini bukan hanya memerintah, tetapi juga memberi kehidupan yang melimpah. Lambang gandum dan anggur menggambarkan berkat, sukacita, dan damai sejahtera bagi umat-Nya.
Mari sambut Raja dengan hati yang bersukacita. Jangan fokus pada kesulitan hidup, tetapi pandanglah Yesus, Raja yang adil dan jaya. Hiduplah dalam keadilan dan kerendahan hati. Jika Kristus adalah Raja kita, maka hidup kita harus mencerminkan keadilan dan kasih-Nya. Jangan merasa lebih tinggi dari orang lain. Belajar melayani tanpa pamrih. Hindari konflik di media sosial dan kelompok pertemanan. Jadilah penengah, bukan penyebar gosip atau amarah. Tunjukkan kasih dalam tindakan sederhana seperti mendengarkan orang lain, menahan emosi/menolong teman yang sedang kesulitan.
Saat tertekan, ingat bahwa Tuhan tidak meninggalkan kita. Jangan menyerah pada keadaan. Tuhan bisa membebaskan kita dari rasa takut, dosa, atau kegagalan. "Kembalilah kepada benteng, hai orang-orang tahanan yang penuh harapan!" (ayat 12) artinya tetap berharap pada Tuhan, bukan pada manusia. Ingat bahwa kita berharga dimata Tuhan seperti permata. Jangan mengukur nilai diri dari penilaian orang lain. Rayakan hidup dengan sukacita dan rasa syukur. Sebab Tuhan yang sama yang menjanjikan kemenangan kepada Israel juga menjaga kita hari ini.
Oleh karena itu sebagai pemuda GMIM marilah kita memiliki sikap rendah hati, selalu berpengharapan kepada Tuhan dan jadilah pembawa damai. Karena Raja kita datang membawa damai; maka kita pun dipanggil menjadi alat perdamaian di tengah dunia. Amin (SIS)