"Bersorak-sorailah dengan sangat, hai puteri Sion! Berserulah dengan nyaring, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya, ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
— Zakharia 9:9
RAJA YANG ADIL DAN LEMAH LEMBUT
Sobat Obor,
Dalam kehidupan kita, sering kali gambaran tentang seorang raja identik dengan kekuatan, kekuasaan, dan kemegahan. Kita membayangkan raja yang datang dengan pasukan besar, menunggang kuda perang, dan menunjukkan keperkasaannya. Dunia menghormati pemimpin yang kuat, yang bisa menaklukkan banyak hal.
Namun dalam ayat ini nubuat tentang kedatangan Raja yang dijanjikan yaitu Yesus Kristus. Berbeda dengan raja dunia yang datang dengan kekuatan militer, kuda perang, dan pasukan besar, Yesus datang dengan keledai, simbol kerendahan hati dan damai sejahtera, Ia disebut adil, karena segala keputusan dan tindak-Nya benar di mata Allah, Ia tidak memihak, tidak menindas, dan tidak menggunakan kekuasaan untuk kepentingan diri sendiri, Ia juga lemah lembut, artinya penuh kasih, sabar, dan dekat dengan umat-Nya. Dalam kelembutan-Nya, Ia menyembuhkan, mengampuni, dan membawa keselamatan. Keadilan dan kelemahlembutan Kristus bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan sejati yang menundukkan hati manusia tanpa kekerasan.
Dunia saat ini sering mengagungkan kekuasaan dan kehebatan lahiriah, tetapi Yesus menunjukkan bahwa kerendahan hati dan kasih adalah jalan kemenangan sejati. Oleh sebab itu lewat perenungan kita saat ini marilah kita belajar bersikap adil baik dalam pekerjaan, keluarga, atau pelayanan, jangan berat sebelah. Perlakukan semua dengan kasih dan kebenaran. Hidup dengan lemah lembut seperti ketika kita menghadapi perbedaan dan masalah mari mengambil sikap dengan tenang dan sabar, bukan dengan emosi. Jadikan Yesus teladan kepemimpinan di tengah kehidupan kita baik sebagai pemimpin, pelayan, maupun teman, pimpinlah dengan hati yang rendah dan penuh kasih.
Sambut Tuhan dengan sukacita setiap hari, buka hati untuk membiarkan Kristus memerintah hidup kita, bukan ego atau ambisi pribadi. Karena Raja yang adil dan lemah lembut tidak datang untuk menaklukkan dengan pedang, melainkan dengan kasih, Ia memerintah bukan dari singgasana emas, melainkan dari hati orang yang percaya. Kiranya kita sobat obor mampu meneladani Kristus, Raja yang rendah hati, agar hidup kita menjadi pantulan kasih dan keadilan-Nya di dunia. Amin (SIS)