Hormatilah Pemimpin dan Hiduplah Selalu Dalam Damai Seorang dengan yang Lain
Sahabat-sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan!
Tema kita minggu ini adalah “Hormatilah Pemimpin dan Hiduplah Selalu Dalam Damai Seorang Dengan Yang Lain.” Tema ini diambil dari bacaan Alkitab 1 Tesalonika 5:12-22. Surat ini diyakini ditulis oleh rasul Paulus yang dialamatkan pertama kali kepada Jemaat di Tesalonika, ibu kota provinsi Makedonia (sekarang berada di Yunani), yang didirikan Paulus dalam perjalanan misi keduanya (Kisah Para Rasul 17:1- 9). Paulus kemungkinan menuliskan surat ini dari Korintus sekitar tahun 50-51 Masehi, sebab itu kitab 1 Tesalonika dipandang sebagai surat tertua dalam Perjanjian Baru.
Namun mereka tengah menghadapi tekanan baik dari masyarakat Yahudi maupun dari penduduk lokal. Karena tekanan tersebut, Paulus harus meninggalkan kota itu lebih cepat dari yang direncanakan (Kisah Para Rasul 17:10). Ia kemudian mengirim Timotius untuk menguatkan mereka, lalu menulis surat ini untuk menasihati dan mendorong mereka.
Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan!
Surat ini ditulis untuk memberi penguatan kepada jemaat yang mengalami tekanan. Jemaat yang baru terbentuk ini terdiri dari orang Yahudi dan orang Yunani yang percaya kepada Kristus. Surat ini juga hendak menjawab kebingungan soal kedatangan Kristus (Parousia). Di bagian akhir, surat ini bermaksud menasihati tentang cara hidup praktis di tengah persekutuan jemaat dan masyarakat umum. Hal ini dapat kita temukan dalam bacaan kita saat ini pasal 5:12-22. Di mana, Paulus mendorong jemaat di Tesalonika untuk saling menguatkan dan membangun iman sesama anggota jemaat. Termasuk menghormati atau mendengarkan para pemimpin di dalam jemaat maupun masyarakat. Sebab kedamaian dalam komunitas dimulai dari sikap saling menghargai.
Jelas dalam perikop ini, kita melihat dalam upaya-upaya mewujudkan kedamaian, maka jemaat dipanggil untuk aktif menolong satu sama lain: menegur yang salah, menghibur yang sedih, dan menolong yang lemah dengan kesabaran. Jangan membalas kejahatan, tetapi melakukan kebaikan, bahkan kepada semua orang, termasuk yang di luar komunitas iman (kasih dan keselamatan Allah berlaku universal). Menegur yang salah di sini dalam arti menasihati untuk kebaikan bukan untuk men-judge (menghakimi).
Selanjutnya kita perhatikan bahwa bagi Paulus, jemaat Kristen wajib memiliki tiga sikap utama sehari-hari yaitu bersukacita , berdoa, dan bersyukur. Dikatakan wajib karena ini adalah kehendak Tuhan. Paulus juga mau jemaat menghargai karunia rohani, terutama nubuat, tapi tetap menguji semua itu dengan firman atau ajaran Kristus. Karunia rohani yang benar adalah untuk membangun jemaat (berlandaskan kasih) bukan untuk memecah belah persekutuan; bukan juga untuk penonjolan diri tapi untuk kemuliaan nama Tuhan. Jemaat harus selalu berpegang pada apa yang benar dan baik. Terutama menghindari segala bentuk kejahatan bukan hanya kejahatan itu sendiri, tapi segala bentuk atau rupa yang menyerupai kejahatan.
Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan!
Marilah kita membangun komunitas yang saling mendukung dan menghargai sekalipun ada perbedaan bahkan kekurangan. Tak ada seorangpun yang sempurna atau tanpa kekurangan. P/KB harus menjadi pemimpin yang baik dan benar- benar patut diteladani dalam keluarga. Dan kita menampilkan cara-cara yang baik dalam menghormati para pemimpin di dalam jemaat dan masyarakat, walaupun kita tahu para pemimpin, siapa pun, tak lepas dari keterbatasan. Kita wajib menopang para pemimpin dalam rangka keutuhan persekutuan gereja maupun masyarakat. Kita dapat memberi kritikan asalkan itu masukan yang konstruktif dan dengan ramah. Sebaliknya para pemimpin berjiwa besar, tidak alergi menerima kritikan demi pelayanan yang lebih baik, dan tidak memandang orang- orang yang menyampaikan kritikan sebagai musuh yang harus disingkirkan. Dalam mewujudkan kedamaian, P/KB GMIM mempraktikkan kasih yang aktif dan sabar, selalu tampil sebagai pembawa damai dan kebaikan bukan provokator. Hidup kita sehari-hari diwarnai dengan sukacita, doa dan rasa syukur sebagai tanda kehidupan rohani yang sehat dan kuat. Suka menghargai potensi karunia orang lain. Paling utama firman Tuhan selalu jadi pegangan pedoman sehingga kita bijak menyikapi segala sesuatu dan mawas diri agar dalam segala hal tidak terjerumus pada segala bentuk kejahatan. AMIN.
Pertanyaan untuk PA:
- Apa yang saudara pahami tentang menghormati pemimpin yang dimaksudkan oleh rasul Paulus dalam bacaan saat ini?
- Seperti apa selayaknya sesuai firman, figur dan gaya hidup P/KB di tengah keluarga, jemaat dan masyarakat? Berikan contoh praktis dan jelaskan!