Pelita
MENU
Pelita PKB GMIM 30 November - 6 Desember 2025

Menanti Kedatangan Raja Yang Bijaksana Adil dan Benar

Pelita PKB GMIM 30 November - 6 Desember 2025

Pembacaan Alkitab: Yeremia 23:1-8

Menanti Kedatangan Raja Yang Bijaksana Adil dan Benar

Sahabat-sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan!

Di mana-mana terdengar krisis kepemimpinan. Hilangnya kepercayaan publik, entah di lembaga pemerintahan maupun sosial dan keagamaan. Kita melihat banyak pemimpin gagal: mencari keuntungan diri sendiri, menindas rakyat, atau membiarkan umat tercerai-berai. Nabi Yeremia pada zamannya juga menyaksikan hal yang sama. Bangsa Yehuda menderita karena raja-raja dan gembala mereka tidak setia. Namun Tuhan Allah tidak tinggal diam. Melalui Yeremia, Tuhan menjanjikan hadirnya Raja yang bijaksana, adil dan benar (seorang Tunas Daud) yang akan menggembalakan umat-Nya dengan kasih dan keadilan.

Zaman Yeremia menyampaikan nubuat ini menjelang kehancuran Yehuda oleh Babel kira-kira pada tahun 586 SM. Para raja Yehuda (gembala) dianggap gagal: lebih sibuk memperkaya diri, tidak menegakkan hukum, membiarkan ketidakadilan, dan menyesatkan umat dalam berbagai bentuk, terutama gaya hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Nubuat ini mengandung kontras perbedaan antara gembala yang gagal dengan gembala yang sejati (dalam hal ini merujuk pada Mesias).

Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan!

Tuhan Allah hendak mengadakan penghakiman terhadap para gembala yang jahat dan Ia akan mendatangkan gembala yang bijaksana, adil dan benar. Tuhan sangat menyayangkan umat-Nya yang hilang dan terserak: merasa takut dan tidak damai akibat kepemimpinan yang buruk dan Ia hendak mengumpulkan umat-Nya yang telah tercerai-berai untuk hidup tenteram.

Kata "celaka" (Ibrani: hoy) di dalam ayat 1-2 adalah ucapan hukuman. Para gembala bukan hanya lalai, tapi menyebabkan kawanan tercerai-berai. Selanjutnya ayat 3-4: Allah sendiri akan bertindak sebagai gembala, mengumpulkan kembali sisa Israel. "Memberi gembala yang baik" menunjuk pada pemimpin sejati yang benar-benar bijaksana, adil dan benar (Dalam Perjanjian Baru menunjuk pada Yesus sebagai Gembala yang Baik - Yoh. 10:11). Ayat 5-6: "Tunas adil" (Ibrani: צֶמַח צַדִּיק - Tsemach Tsaddiq) merupakan gambaran Mesias dari garis Daud. Nama-Nya: "TUHAN keadilan kita" (יְהוָה צִדְקֵנוּ - YHWH Tsidkenu). Ini kontras dengan raja Zedekia (nama Zedekia berarti "TUHAN adalah kebenaran"), tetapi Zedekia gagal. Mesias yang dijanjikan akan benar-benar menegakkan keadilan dan membawa keselamatan. Ayat 7-8 berbicara tentang pemulihan Israel akan melampaui eksodus dari Mesir. Eksodus kedua merujuk pada pembebasan dari Babel (dan lebih jauh lagi secara eskatologis menunjuk pada keselamatan di dalam Kristus).

Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan!

Firman Tuhan saat ini hendak mengingatkan para pemimpin dalam gereja maupun masyarakat untuk melakukan kehendak Allah, bukan bertindak menurut keinginan diri sendiri. Sebab jabatan dan kekuasaan adalah pemberian Allah untuk kepentingan umat-Nya. Pemimpin harus selalu memegang tekad dan komitmen untuk takut akan Tuhan dengan mengutamakan penerapan firman Allah di atas segala-galanya. Firman Tuhan adalah absolut. Tak ada kata kompromi terhadap segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Kebijaksanaan, kebijakan dan segala keputusan yang diambil jangan sampai bertentangan dengan firman Allah. Untuk menjadi pemimpin sejati harus meneladani Kristus yang melayani, bukan mengeksploitasi.

Di perayaan Minggu Adven I ini kita diingatkan untuk menantikan dan menyambut Kristus Sang Raja dengan hidup adil, benar, dan penuh kasih. Bukan sekadar menyambut seremoni acara-acara 'pohon terang' dan hajatan natal dengan berbagai penyiapan lahiriah, melainkan fokus pada penyiapan diri untuk bertumbuh dan berbuah melimpah dalam iman, harap dan kasih. Mari kita hayati dengan benar perayaan Minggu-minggu Adven dan pohon terang dengan melakukan kebenaran dan keadilan. Hidup dalam pertobatan dan melakukan kebaikan, terutama kepada orang-orang yang lemah. Atau sekurang-kurangnya tidak saling menyakiti dan menjatuhkan. Belajar untuk merendahkan diri; mengesampingkan kepentingan pribadi demi kebaikan orang lain, mulai dari dalam keluarga hingga jemaat. Allah telah menjadikan kita sebagai umat-Nya melalui Kristus Yesus. Kita terus digembalakan oleh Allah melalui Roh Kudus untuk hidup dalam kebenaran sesuai ajaran Tuhan kita Yesus Kristus. AMIN.

Pertanyaan untuk PA:

  1. Siapa dan jelaskan gembala-gembala yang membiarkan kambing domba hilang dan terserak menurut teks bacaan saat ini?
  2. Dapatkah P/KB berperan sebagai gembala yang bijaksana, adil dan benar? Berikan contoh dan jelaskan!